Bagaimanapun
aku mencoba mengalihkan pandanganku darimu, aku selalu berakhir memandangimu.
Saat kau tersenyum di hari tersulitmu, aku ingin berada disampingmu dan berkata
bahwa semua akan baik-baik saja. Melihatmu tersenyum dari kejauhan, membuat
hatiku terasa penuh dengan rasa bahagia. Kini 6 tahun telah terlewati tanpa
hadirmu, tanpa kesempatan memandang senyumanmu lagi. Aku membenci diriku yang
tak pernah bisa menggantikanmu sebanyak apapun aku mencoba.
Hanya cinta padamu yang membuatku
menahan keinginan didalam diriku. Aku ingin mengatakan padamu aku menyukaimu,
aku ingin berada disisimu saat kau kesulitan. Aku ingin kau tau aku sangat
menganggumimu.
Saat kita berpisah 6 tahun lalu,
tanpa ada kata perpisahan. Kau menghilang dari pandanganku dan aku memutuskan
untuk melupakanmu. Melupakan cinta gadis kecil pada seorang anak laki-laki yang
gemar tersenyum di hari tersulitnya. Berpapasan denganmu di koridor, menyebut
namamu, menggetarkanku dengan begitu hebatnya. Tapi aku berusaha menahannya,
aku ingin menjaga kesucian cinta ini padamu hingga akhir. Bukan cinta karna
nafsu,atau karena aku hanya ingin memilikimu. Aku ingin menjadikan cinta ini
rahasia antara aku dan Tuhan, sedalam apa aku mencintaimu.
Hari ini dibulan Agustus adalah hari
pertamaku sebagai mahasiswi di Kampus baruku, bersama dengan teman-teman baru
yang wajahnya masih asing bagiku. Menyusuri jalan setapak berdaun kering yang
sesekali terinjak saat kami berjalan. Memandang gedung Kampusku dari kejauhan,
kampus yang ku impikan setahun yang lalu. Kini aku berdiri menggenggam
almamater sembari tersenyum dengan rasa bahagia yang luar biasa.
Setahun yang lalu saat aku harus
menerima kenyataan semua jalan menuju kampus ini tertutup, ku rasa itu
merupakan tahun yang berat bagiku. Kini hatiku terasa lebih ringan karna
berhasil menggapai impianku berkuliah di kampus ini.
“Farah!!” seorang lelaki berlari ke
arahku sembari melambaikan tangannya. Di lengan kirinya ia mendekap beberapa
buku tebal, sembari berlari kecil ia tersenyum. Lelaki itu adalah Rama,
rambutnya yang hitam lebat kini menutupi alisnya. “Akhirnya, setelah setahun lo
bisa masuk ke sini ya” senyumnya semakin mengembang, ia mengusap kepalaku dengan
lembut. Rama selalu menjadi sahabat terbaikku, kami bersahabat sejak masih
duduk di bangku putih abu-abu.
“Apasih ram baru juga setaun kuliah,
lo jadi sok gentleman gitu”
“Emang cuman lo yang gak pernah peka
Far” Rama bersungut dan melempar pandangannya jauh ke danau di hadapan kami
“Akhirnya... akhirnya” Aku bergumam
menatap danau, menghela nafas dalam lalu melihat kearah Rama
“Pasti berat buat sampe kesini ya
Far, buat lo?” Rama duduk diatas rumput sembari menarik lengan bajuku dan
membuatku ikut terduduk
“Berat Ram, kalo gue boleh jujur”
“Lo selalu bisa jujur ke gue Far”
Rama memejamkan matanya sebentar, lalu menatapku dengan mata nya yang hitam dan
tenang “Gue lelaki yang bisa diandalkan wanita diseluruh dunia haha” matanya
yang tenang itu berubah menjadi bulan sabit saat ia tertawa usil.
“idih... lo masih Play Boy Ram?”
“Ya kaya yang lo perkirakanlah gue
masih laku sampe setaun kebelakang”
“Ram... kenapa lo ganti-ganti cewek
terus sih? Ga capek?”
“Eh lo tau kan akhirnya orang tua
gue cerai?”
“Ah serius??” Aku menarik lengannya,
Rama menatapku dengan senyum pahit.
“Akhirnya cerai juga, kenapa gue
lega ya? Mungkin gue ga harus denger nyokap nangis-nangis lagi, gue juga ga
harus ngeliat bokap gue ganti-ganti selingkuhan”
“Ram...”
“Farah, lo percaya cinta itu ada?”
“Gue-“
“Orang kaya lo pasti percaya cinta
itu ada, tapi gue.... gue gapercaya cinta Far”
“Rama, ga semua orang di dunia kaya
nyokap bokap lo ram”
“Gataulah, gue cuman takut setiap
gue punya pacar suatu hari gue bakal nyakitin dia Far”
“Gaada hubungan yang selalu bahagia Ram”
“hahaha iya iya, Farah, kayanya gue
gamau nikah deh”
“Rama-“ Rama berdiri sembari
menepuk-nepuk bajunya dari rerumputan, ia melempat senyumnya jauh.
“Mo gue anterin ke kelas kuliah lo
yang pertama nggak?” aku terdiam sejenak memandangi Rama, tidak ada gunanya
membahas hal ini dengan Rama. Dia sedang merasakan pedih yang tidak aku
rasakan, aku putuskan untuk mengenyampingkan perbedaan kami tentang masalah
ini.
“Dasar Mellow, Deal” Aku tersenyum sembari bangkit dan mengikuti Rama yang sudah
berjalan duluan, tangan kanannya ia masukkan ke saku celana hitamnya.
Seru bacanya kak thanks ya udh share ^^
BalasHapusDownload film bluray
haai.. thanks juga yaa udah komen ^^
BalasHapus