Jumat, 14 April 2017

Our Own Spring

--"Kesedihan dan penderitaan pun sebenarnya memiliki tujuan"--


Setelah lama nggak posting, dan akhirnya posting juga setelah having me time hehe. Kita ada dimasa yang membuat kita berfikir apa semua keputusan yang kita buat itu bisa mengantarkan kita ke masa depan yang kita inginkan. Kita juga dimasa disaat pendapat orang lain tentang kita terasa begitu penting, beberapa diantara kita mungkin orang-orang yang berfikir seperti aku. Selalu berfikir tentang cara orang melihat dan berpendapat tentang kita, tapi tentunya ada beberapa diantara kita yang tidak terlalu pusing dengan itu. 

Aku banyak berfikir tentang diriku sendiri dan hidupku, tepatnya saat artikel ini ditulis. Aku belum hidup selama itu di dunia, karna itu aku tidak berhak untuk mengajari siapapun. Lewat artikel ini aku berharap bisa berbagi pemahaman dan sudut pandangku. 

Seringkali aku berfikir, kenapa orang lain nasibnya terlihat lebih menyenangkan dari aku. Aku mendambakan masuk ke kedokteran, lalu aku melihat teman dekatku lolos kedokteran dengan terlihat mulus. Aku ingin liburan ke luar negeri tanpa berfikir tentang berapa budget yang harus aku keluarkan, lalu aku melihat banyak orang di instagram yang ke luar negeri dan terlihat bersenang-senang. 

Lalu dimana aku?

hahaha rasanya kalo aku jabarkan apa yang terjadi pastinya kurang tepat ya. Intinya, aku baru selesai UTS di kampus... lalu sekarang dalam proses regenerasi organisasi di kampus, ada beberapa project dan lain-lain. 

Saat aku melihat beberapa orang dengan percaya dirinya hidup dalam kehidupan yang dihormati. Beberapa diantaranya hanya perlu menyebut mereka akan datang ke sebuah tempat lalu orang-orang akan mengerubuti mereka. Beberapa orang sibuk dengan bisnisnya, beberapa orang sibuk dengan orang yang mereka cintai. Banyak diantara mereka yang telah bebas secara finansial, lalu banyak juga yang sudah jadi pembicara di acara-acara motivasi. Bahkan salah satu temanku sedang touring keliling Indonesia. 

Lalu dimana aku?

Aku dikampus, sesekali di rumah, sesekali di venue event, sesekali di toko buku, sesekali di tempat makan, sesekali di mall, sesekali di ruang meeting, sesekali di pelataran lorong gedung Administrasi Niaga PNJ, sesekali di kantin, sesekali di sekret HMAN, sesekali ke sekret BEM dan sesekali lainnya. 

Aku merasa tersisih dari dunia, seperti duri ikan yang tidak dimakan dan tidak terlihat hahaha. 

Disaat seseorang diluar sana berkarya membangun kotanya seperti Bapak Ridwan Kamil. Disaat seseorang diluar sana berkarya membanggakan bangsanya seperti Bapak BJ Habibie. Disaat seseorang diluar sana belajar di Jerman seperti Irvan (temanku beda SMA, tapi sama2 di Ketua OSIS dulu haha). Disaat seseorang diluar sana belajar di Cina seperti Alan (Temanku beda SMA, sama2 alumni indonesian Student Leadership Camp). Disaat seseorang diluar sana menjadi Abang Jakarta Utara seperti Kak Ama (PO ISLC III, UI). 

Lalu dimana aku?

Aku tidak merasa bergerak dan tidak merasa berhenti. 

Dan aku yakin aku bukan satu-satunya orang yang berfikir seperti itu. 

Suatu hari yang sebenarnya sudah lama, aku membaca buku berjudul "the time of your life" karya seorang penulis Korea yang aku harap aku bisa mengingat nama beliau. Didalam buku itu tertulis, banyak orang putus asa dengan dirinya karna melihat musim semi orang lain. paham maksudnya? 

Bunga Bakung hanya mekar di musim Hujan. Bunga Mawar mekar di musim panas. Bunga Tulip mekar di musim dingin. Bunga Cosmos mekar dimusim gugur. 

Setiap Bunga memiliki musimnya untuk mekar, begitu juga kita. 

Mungkin saat ini bukan musim kita, mungkin memang belum saatnya. Coba bayangkan jika bunga-bunga tidak sabar ingin mekar padahal suhu dan kondisi tanahnya tidak cocok dengan dia?. Tentu ia tidak akan mekar seindah saat dia mekar di musimnya. 

Aku mulai berfikir, 

Mungkin benar. 

Setiap orang akan mekar disaat yang tepat, di momen yang paling indah. Kita tidak merasakan apa yang orang lain alami ketika musim semi mereka belum tiba. 

Hidup ini menyenangkan, Life is Great kataaa Sakana salah satu anak Sospol HMAN hehe. Baik buruknya hidup kita, itu menyenangkan. 

Mungkin hari ini rasanya persis seperti berjalan didalam lorong yang gelap tanpa ujung. Sesekali terjatuh lalu berjalan lagi tanpa tau akhirnya akan seperti apa. 

Mengutip buku Nick vujicic yang terlahir tanpa lengan dan tungkai, "A life without Limit":

"Mungkin kehidupan tidak berjalan mulus bagimu sekarang. Tetapi selama kau ada di dunia ini, selama kau bergerak maju, segalanya mungkin terjadi" 

Yang menakjubkan dari buku Nick dan yang sukses bikin mata berkaca-kaca di toko buku hahaha. 
Hidup punya lengan dan tungkai aja ga mudah toh? terus rasanya ga punya gimana ya :( 

Banyak orang berfikir hidupnya udah jadi hidup yang paling hancur dan paling buruk. Sedangkan Tuhan pasti selalu punya jawaban, "kenapa?". 

Nick juga bilang, Tuhan itu nggak pernah salah, nggak pernah nggak punya jawaban untuk semua yang Dia putuskan. Nick yang belajar jalannya dengan menopang kepala di tembok, nick yang berdoa setiap malam supaya ketika bangun dia punya kaki dan tangan seperti anak-anak lain, Nick yang saat lahir ibunya nggak mau ngeliat dia. 

Setelah gue fikir-fikir lagi, kisah sukses seseorang menarik kalo dia pernah mengalami hal2 terburuk yang orang lain gak bisa bayangkan rasanya gimana. 

Mungkin kalau sekarang kita lagi menghadapi ujian #eaaaaUASkali ujian

Mungkin itu cerita tambahan yang bakal ngebuat kehidupan kita menarik untuk jadi inspirasi orang lain. 

Hidup kita kan tentang pilihan, boleh memilih untuk bahagia atau bersedih dengan semua yang terjadi. 

Semua orang pun kan hidup dengan luka masing-masing yang mereka simpan, you are not the only one.

Dan ada juga kata2 yang bikin merinding, aku pernah baca kalo waktu pelepasan pengajar muda Indonesia Mengajar. Anies Baswedan pernah ngomong gini:

 "Indonesia adalah negara yang merdeka karena para pejuangnya. Saya bangga hadir diantara teman2, karena teman2 adalah bukti bahwa ibu-ibu Indonesia masih melahirkan para Pejuang"

Terlepas dari pak anies lagi nyalon, aku suka aja sama kalimat beliau. KALIMATNYA YA KALIMAT, FOKUS GUYS. 

Pengen rasanya, hidup untuk mati dan pergi tanpa penyesalan.

Pengen rasanya, membuktikan pada semua orang kalo mamahkuu telah melahirkan seorang pejuang bangsa or maybe dunia hehe. 

Pengen rasanya, membuktikan sama lelaki yang pertama kali akan selalu ada buat aku (read: Papah), His Little Daughter grew up well. 

Pengen rasanya, membuktikan sama Aa.... His clumsy, noisy, little sister... make him proud. 

Pengen rasanya, membuktikan kepada calon suami dan calon anak. I love them since forever, because i'm not destroying my life, i'm not wasting my time. And i will always run to them, make them my reasons why i should never destroyed my future. Because their future depends on me too. 

And yes, this kind of thought never failed to bring tears to my eyes. 

Jangan menyerah, selagi belum happy ending. Selagi musim semi kita belum tiba, kita masih punya banyak kesempatan. 

"Kebahagiaan sejati lahir dari keteguhan terhadap tujuan yang mulia"
-Helen Keller


6 komentar:


  1. Keren Ran,,,,
    Semua yg lo tulis inspiratif bngt :)

    BalasHapus
  2. Lucu ya tetanggaan tpi chatnnya lewat blog,,
    Ga prnh ktemu jga, Rana udh jdi wanita karier cilik , hehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. waduuuu wkwk belom kokk raddd, insyaAllah OTW~~

      Hapus
  3. Nice writing. So true, and thank you 😘

    BalasHapus
    Balasan
    1. Thank you for visiting my blog and kindly leave your comment here :) i'm honored, it's all my pleasure

      Hapus

Life After Collage #1 : Rasanya kerja 6 tahun

Hai! lamaa juga gak nulis.  Aku lagi balik ke sawangan dan hujan super lebat, jadi gue neduh dulu di salah satu coffee shop yang mungkin 15 ...