Rabu, 29 Juli 2015

My Opinion : MOPD

Oke, disini saya mau bahas tentang MOPD. Dari beberapa adik kelas yang sekarang menjabat sebagai inti kepengursan OSIS saya mendapat beberapa keluhan tentang pelaksanaan MOPD. Menurut pengakuan adik kelas saya, mereka sudah merencakan MOPD dengan sistem yang lebih baik dari tahun sebelumnya.less intimidating but more educating. 

Tapi opini yang sedang berkembang dikalangan masyarat, MOPD adalah hal konyol yang tidak mendidik. bahkan di beberapa negara maju tidak ada mopd seperti di Indonesia yang disebut "konyol" itu. MOPD diluar negeri lebih mendidik dan lebih menghasilkan SDM yang baik, tidak seperti di Indonesia yang sudah dibuat konyol, hasil SDM nya pun konyol. Ya kira2 seperti itulah yang dikatakan beberapa orang. Bukan hanya orang biasa bahkan public figure pun mulai banyak yang berkomentar miring tentang MOPD ini. Saya tentu bukan termasuk public figure, saya hanya mantan Ketua OSIS yang pernah menjabat sebagai panitia MOPD yang disebut sebagai kumpulan kakak kelas yang ingin balas dendam lewat adik kelasnya itu.

Pertama, saya ingin berusaha memahami mengapa publik banyak yang berpendapat MOPD lebih banyak buruknya dari pada mendidiknya, ah iya bahkan ada beberapa orang yang berpendapat MOPD sama sekali tidak mendidik. Mungkin kejadian yang terjadi beberapa tahun kebelakang seperti kasus kekerasan bahkan sampai menyebabkan korban meninggal dunia saat MOPD atau OSPEK menyebabkan kekhawatiran ini timbul di masyarakat, saya sangat paham tentang hal itu. Saya juga paham bahwa setiap anak adalah kebanggaan orang tuanya yg dijaga dan disayangi.

Tujuan saya menuliskan pendapat di blog pribadi ini adalah untuk menunjukkan sudut pandang saya sebagai mantan pengurus OSIS yang pernah mejadi panitia MOPD di SMA saya dulu. Saya percaya siapapun yang mengalami sendiri prosesnya adalah mereka yang pendapatnya juga harus di dengar. Bagaimana anda tau sesuatu baik atau tidak jika anda melihat hanya dari satu sudut pandang?. Maka saya berusaha mengemukakan pendapat dari sudut pandangan yang berbeda dengan anda yang menolak MOPD.

Sebelum saya melaksanakan MOPD, saya berkomunikasi dengan ketua OSIS di SMA Negeri se Kota Depok tentang sistem Masa Orientasi yang akan mereka gunakan, sekaligus berkonsultasi apabila terdapat kejanggalan dalam sistem orientasi yang sekolah saya buat. Saat teman2 yang bukan pengurus MPK OSIS sedang libur semester kami menyiapkan acara MOPD selama lebih dari satu bulan.

Persiapan seperti apa? sistematika acara, pemilihan koordinator kelas sekaligus wawancara, setelah koordinator kelas terpilih kami melakukan beberapa pelatihan seperti public speaking, tes ke kompakan koordinator kelas dan masih banyak lagi. Semua atribut yang dibuat oleh peserta MOPD pun adalah hasil buatan panitia yang sudah mencoba membuat dan menghitung anggaran yang kira2 akan dihabiskan oleh peserta MOPD, kami membuat anggaran atribut seminim mungkin dan tidak semerepotkan mungkin. Tujuannya? tentu untuk melatih kreatifitas panitia dan peserta MOPD, selain itu karena tugas pembuatan atribut yang cukup membutuhkan kreatifitas ini kami berharap pada akhirnya siswa siswi baru akan berani untuk saling bertanya tentang progres pembuatan atribut dengan teman se kelas mereka. Penyetujuan atribut pun tidak secepat itu, setelah beberapa kali percobaan jika sudah dianggap bagus dan sesuai dengan poin2 yang menjadi pertimbangan kami, barulah atribut itu disetujui dan dijadikan sebagai atribut MOPD bagi peserta didik baru.
Bahkan semua games yang diberikan saat MOPD pun adalah games yang sudah di uji coba oleh Koordinator kelas.

Mungkin selama ini banyak yang bermasalah dengan Komisi Disiplin atau mungkin ada beberapa sekolah yang memberikan istilah berbeda. Pada intinya tugas Komisi Disiplin ini mendisiplinkan, dari tahun ke tahun Komisi Disiplin selalu di evaluasi kinerjanya dan sistem operasionalnya saat dilapangan. Menjadi Komisi Disiplin bukan hal yang mudah, kami tentu harus bertingkah laku sesuai dengan peraturan sekolah. Komdis pun bukanlah siswa yang sepenuhnya sempurna, karna itu selama satu tahun di MPK OSIS kami saling mengingatkan antar Komisi Disiplin. Jangan sampai Komisi Disiplin justru tidak disiplin selama bersekolah. Saya bukan bermaksud sombong, selama di SMA saya benar2 berusaha untuk menjadi murid ideal, supaya saat saya bertugas menjadi Komisi disiplin saya bisa mencontohkan yang baik2 untuk adik kelas.

Disamping saya sebagai penyelenggara MOPD, saya juga pernah menjadi peserta MOPD dan saya ada di kelas yang diberi penghargaan sebagai korlas terbaik ditahun saya. Saat ikut MOPD saya merasa takut, yaa memang benar, takut berbuat salah, takut dimarahi kakak kelas. Tapi setelah mengikuti MOPD hari pertama, saya justru mulai bersemangat dan mulai punya banyak teman walaupun hanya untuk sekedar bertanya tentang tugas. Puncaknya 2 hari terakhir, saat MOPD mulai mencapai klimaks, kami yang biasanya banyak dibantu oleh Korlas harus mulai memecahkan masalah bersama. Saya ingat saat itu pulang bersama teman2 membawa atribut MOPD kami, saat itu kami tidak dijemput ataupun menggunakan kendaraan karena memang tidak diperkenankan. Kami berjalan ke mulut perumahan yang jaraknya lumayan dari sekolah baru kami, duduk bersama sembari minum cendol traktiran dan membahas penampilan kelas kami esok hari. Saya sangat mengenang masa2 itu.

Kami hanya diberi waktu sedikit untuk ISHOMA (Istirahat,  Shalat, Makan) namun kami selalu diberi toleransi jika terlambat karena Shalat. Setiap hari selama MOPD kami pun wajib mengikuti mentoring yang dilaksanakan oleh Rohis dan bagi yang non muslim juga ada acara yang diadakan oleh Rokris setiap hari. Mentor2 kami memberikan pengarahan dengan baik, untuk sekedar info mentor2 itu adalah kakak kelas kami juga yang usia nya hanya beda satu atau dua tahun dengan kami. Kami pun diberi kesempatan untuk bercerita tentang MOPD pada mereka, dan itu sangat membantu.

MOPD membuat saya merasakan kebanggaan menjadi bagian dari keluarga SMA saya, selain itu dibanding dengan teman2 yang tidak mengikuti MOPD pasti nya saya memiliki lebih banyak kenalan Kakak kelas. Saat ada masalah tentang sekolah bahkan pribadi sekalipun saya punya tempat untuk bercerita dan bertanya. Selama MOPD, saya pun seolah dipaksa situasi untuk bersosialisasi karena kepepet atau karena takut salah sendirian. Tapi saya jadi punya rekan2 satu pengalaman dan kami sering kali mengulang cerita itu selama 3 tahun bersekolah. Setelah apa yang kami lalui bersama, dihukum bersama, dipuji bersama, membuat kami merasa lebih dekat. Sampai hari ini saya masih berkomunikasi dengan rekan2 satu korlas saat masih SMA. Saya berani berpendapat bahwa kami sudah seperti saudara, karena pernah saling melindungi dan satu perjuangan.

Banyak cerita yang saya baca dari luar negeri tentang senioritas, ada beberapa sekolah yang tidak melaksanakan MOPD tapi selama bersekolah disana ada senioritas yang berlebihan. Saya bersyukur tidak pernah mengalami kekerasan fisik atau mental selama di SMA dari senior saya. Karena selama MOPD saya mulai memiliki kenalan kakak kelas, setiap ada masalah dengan mereka saya berusaha meluruskan masalah tersebut dengan bantuan mereka. Saya sangat menghormati mereka dan mereka pun menyayangi saya. Sejujurnya hubungan kakak dan ade kelas antar angkatan memang tidak mungkin mulus. Tapi berkah kakak kelas yang dekat dengan saya, saya berusaha berbaik sangka karna kebaikan mereka selama ini. Pada dasarnya kakak kelas ingin bisa membimbing ade kelasnya, ingin ade kelasnya memiliki sopan santun terhadap yang lebih tua dan menyayangi adik kelas yang lebih muda. Saya banyak belajar dari Kakak kelas saya tentang perjuangan selama di SMA. Bagaimana mereka susah payah melaksanakan acara atau menjalankan ekstrakulikuler, mengikuti berbagai macam lomba disisi lain harus bisa mengimbangi nilai akademis di kelas.

Jika anda berfikir "yaiyalah kamu gpp kan kamu emg mau masuk ke sekolah itu", Sejujurnya saya sangat tidak ingin masuk ke SMA saya, benar2 tidak mau karena itu bukan rencana saya. Jika saya boleh, maka saya tidak ingin masuk ke sekolah itu. Tapi MOPD merubah pandangan saya, saya diberi banyak materi tentang sekolah saya, ditunjukkan penampilan ekskul2 dan di beri arahan oleh kakak kelas yang super baik.

Saat anda mengkritik sistem MOPD yang terkesan seperti perpeloncoan maka saya paham, tapi benarkah perpeloncoan yang disebutkan itu melanggar batas kemanusiaan?. Apa anda sudah memastikan langsung ke panitia MOPD tentang sistem kerja mereka? Apa anda sudah bertanya pada siswa yang dulu merasakan MOPD secara langsung di sekolah itu? Saya sepakat membentak tanpa alasan, menyuruh2 demi kepuasan senior, menjatuhkan mental itu harus diperbaiki dari MOPD. Tapi saya tidak sepakat dengan pernyataan MOPD tidak ada manfaatnya, atau MOPD membuat murid2 baru jadi bahan tertawaan dan perpeloncoan.

Tolong jangan menyamaratakan semua sekolah memiliki sistem MOPD yang buruk, kalau pun ada yang buruk bukan kah seharusnya jadi bahan evaluasi bukan malah menghilangkan MOPD yang telah di rancang oleh panitia selama berbulan2?. Saya sangat menghormati pendapat siapapun terkait MOPD ini. Namun saya sebagai yang pernah merasakan MOPD satu sampai 2 tahun terakhir ini merasa keberatan jika MOPD disebut sangat merugikan siswa baru. Jika tuduhan ini meluas sampai ada yang men-judge seluruh panitia MOPD di seluruh sekolah melaksanakan MOPD sebagai ajang balas dendam maka saya sangat sangat kecewa. Panitia MOPD dipilih melalui seleksi, pengurus MPK OSIS pun dipilih melalui seleksi, jika anda berpendapat bahwa "yaa itu kan sekolah kamu" maka izinkan saya mengatakan bahwa banyak sekolah yang juga melakukan usaha yang sama bahkan lebih baik dari sekolah saya dan masih tetap di sama ratakan dengan sistem sekolah yang dianggap buruk.

Saya adalah salah satu siswa yang aktif disekolah, salah satu siswa yang dibesarkan oleh OSIS yang nantinya setelah proses seleksi akan menjadi panitia MOPD. Saya dibesarkan untuk berkarakter baik dan jadi panutan untuk adik maupun kakak kelas saya. Saya berusaha menjaga hubungan baik dengan adik kelas, dan membantu kesulitan mereka. posting yang saya tulis hari inipun saya tulis demi melindungi niat baik mereka.

Saya mohon untuk semua pihak yang setuju atau pun tidak dengan pelaksanaan MOPD agar langsung bertanya pada panitia di masing2 sekolah terkait sistem pelaksanaan MOPD. saya tidak menulis posting ini dengan harapan menjadi paling benar, saya hanya berharap agar jangan sampai ketidak sepakatan diantara kita melukai usaha dan niat baik mereka yang telah berusaha semaksimal mungkin dalam menjalankan MOPD.

Best Regards! :)




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Life After Collage #1 : Rasanya kerja 6 tahun

Hai! lamaa juga gak nulis.  Aku lagi balik ke sawangan dan hujan super lebat, jadi gue neduh dulu di salah satu coffee shop yang mungkin 15 ...