Selalu ada kebaikan dalam setiap takdir yang telah digariskan, iya ga sih?. Oiya sebenernya sebelum acara Viva Legislativa BORDER ada acara Training of Trainer with KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi). Di acara TOT itu walaupun gue ga ikut dari hari pertama tapi emang nendang banget acaranya wkwk. Waktu Kak Malvin (Ketua BEM PNJ) ngasih materi, kak Malvin ngutip kata2 dari Andrea Hirata tentang kekayaan negeri kita ini adalah kutukan.
Tau dong Freeport? tanah papua itu luar biasa kaya tapi bangsa kita nggak bisa menikmati kekayaan yang luar biasa itu. Cuma bisa ngiler sambil kesel ngeliat tanah kita dikeruk dan kekayaannya 90% dibawa entah kemana oleh orang yang bukan dari bangsa kita. Kita punya kekayaan uranium yang luar biasa, bangsa kita punya panorama alam yang indah, bangsa kita punya tanah yang luaasss dan ribuan pulau yang bahkan diantaranya masih belum memiliki nama.
Tapi tentunya kita gabisa jalan masing2 dong ya :)
Ini yang gue dapet dari BORDER; keluarga, sahabat, rekan seperjuangan. Kita emang gatau apa yang sedang terjadi diatas sana. Apa yang sedang diperebutkan orang2 yang berkuasa diatas sana. Sebuah rahasia umum, negara kita sedang dibangun berdasarkan transaksi. ummm paham dong ya? haha. Tapi ini juga kekhawatiran gue, belum tentu pemerintah salah karena gak semua pejabat itu buruk ya kan?. Jangan2 kita yang gatau apa2 banyak menuntut pemerintah padahal pemerintah punya itikad baik dan semua itu butuh waktu dan proses. Nah, menanggapi kekhawatiran gue haha akhirnya ada kakak BEM yang kebetulan dari departemen SOSPOL bilang kalo gue salah fokus wkwk. Jangan teralihkan, jangan banyak melihat keatas kalau banyak yang bisa kita lakukan untuk mereka yang kesulitan di kanan kiri kita. Karena kita adalah mahasiswa yang merupakan irisan antara pemerintah dan masyarakat.
Lalu gue berfikir haha, iya juga ya. Wakil rakyat yang terpilih seharusnya tau dari awal sebelum mencalonkan diri kalo tugas beliau2 ini memang mendengar keluh kesah rakyat Indonesia dan membuat kebijakan2 yang berpihak pada masyarakat. Dan pemikiran gue ini di amin-kan sama HUMAS DPD yang pas Viva Legislativa ngisi materi gitu di gedung MPR, DPR, DPD. Tidak perlu takut bersuara karena memang tugas mereka mendengar suara kita *semoga tidak hanya mendengar*. Sayang sekali yang sering di blow up itu sisi2 buruk dari wakiil rakyat kita. Mungkin akan lebih baik lagi kalau prestasi beliau2 ini juga di blow up. Kan beliau2 perwakilan rakyat ya.. tapi kok rakyat kita masih banyak yang belum tau ttg apa yang dilakukan sama wakil rakyat yang mereka pilih ya?. Apakah bisa disebut berhasil suatu pemerintahan atau suatu masa jika masyarakatnya tidak merasakan perbedaan apapun semejak pejabat itu naik?. Istilahnya mau ganti wakil rakyat berapa kali pun hidup kita ga berubah, yaaa gini2 aja gitu.
Waktu Viva Legislativa gue nanya soal bonus demografi indonesia tahun 2045 yang katanya nih jumlah usia produktif itu dua kali lipat dari jumlah usia non produktif. Gue pertama kali denger soal ini pas ikut acara Indonesian Student Leadership Camp III (ISLC III) dan disitu pembicara maupun mentor sering menyebutkan tentang hal ini gitu kan. Terlepas dari gue tidak bisa menjelaskan kenapa bisa dapet dua kali lipat, itu hitungannya dari mana dan lain2nya.Berhubung itu bukan bidang gue wkwk jadi gue akan skip bahasan soal itu. Kalian bisa cari sendiri di om gugal. Intinya yang pengen gua garis bawahi disini, Indonesia punya potensi yang muanteup banget. Belom lagi tahun 2045 itu momentum 100 tahun indonesia merdeka. Tapi apakah bangsa kita siap menghadapi momen muanteup itu? Entahlah, coba tanyakan pada rumput yang nge dance.
Trus akhirnya gue nanya, apasih yang pemerintah sudah atau sedang lakukan untuk mendukung fakta bahwa indonesia punya sumber penerus bangsa yang banyak banget dan sebenarnya gerakan indonesia emas 2045 ini bukan hal baru lagi. Dari dulu juga udah di gaung2kan, tapi well, setelah beberapa lama gue ga merhatiin itu lagi. Tapi hari ini pas banget lagi kunjungan ke gedung DPR gue jadi kepikiran, kita gaakan pernah jadi bangsa yang maju tanpa sinergi antara pemerintah dan masyarakat. Sekarang banyak gerakan yang muncul untuk menyambut Indonesia emas 2045. Pemuda-pemuda berlomba2 membuat berbagai macam terobosan dari mulai komunitas, gerakan, aksi dan masih banyak lagi yang mungkin gue gatau. Tapi, kalau pemerintah diatas sana sibuk mengurus urusan dan kepentingan pribadi. Indonesia emas 2045 itu Cuma mimpi di siang bolong.
Anyway, maaf ya kalo lagi bahas topic tertentu gue emang suka ngerembet2 ke hal lain. Hehe
Oiya dan bapaknya menjawab ide gue ttg Indonesia emas 2045 itu bagus dan BTW itu bukan ide gue. Gue denger dari pembicara pas ISLC III dan baca juga di internet. Trus beliau bahas ttg nomor bangku yang gue dudukin, nomornya 087. Trus beliau nanya asal gue dari mana, dan gue jawab gue lahir di Bandung. Beliau nanya umur gue berapa, gue jawab 18. Gue diminta buat nulis surat ke ketua dan wakil ketua DPD , kata beliau pasti akan dibalas. Jadi beliau nyebutin alamat yang gue bisa tuju buat ngirim surat itu. Gue sebenernya punya niat ngirim surat, terutama soal pemuda dan pendidikan Indonesia yang jadi perhatian gue. Tapi gue gabisa sembarangan dong, harus punya data hehe jadi gue pending ngirim suratnya tapi yang jelas niatnya bulan depan udah ngirim sih, kalo di bales pasti gue nulis lagi di blog ini, insya Allah. Oiya dan bapaknya bilang, gue bisa jadi anggota DPR ato ya seenggaknya gue masuk pemerintahan tingkat Kota Depok lahh. Gue Cuma bisa ketawa dikit sambil mengamini bapaknya.
Pulang dari VL, gue naik bus gitu bareng anak Border dan disana kita sharing2. Semuanya merasa senang ikut acara viva legislativa, termasuk gue. Pas giliran gue sharing, gue berbagi kekhawatiran gue sama anak2 Boder soal pergerakan. Mahasiswa mengkritik pemerintah itu bukan berita lama. Kekhawatiran gue itu apa kita cuma bisa mengkritik tapi pada kenyataannya kita pun gak melakukan apa2, dan itu kesalahan besar buat gue. Lewat border, gue berharap bisa banyak bergerak.
Trus pas bus nya berhenti buat shalat maghrib, gue ngobrol sama temen gue yang anak border juga sambil nunggu giliran shalat. Selama ini gue kalo kajian sospol selalu jadi yang dengerin, tiap gue ada ide selalu gue pendam karna gue merasa di kajian sospol itu orangnya keren2, pemikirannya luar biasa kritis, mereka gak asbun ato asal bunyi. Mereka punya data dan mereka selalu berusaha mencari fakta, gue yakin mereka bukan tunggangan pihak manapun dari cara mereka berpendapat. Dan temen gue ini salah satunya, dia tingkat satu, dia anak sospol tapi dia berani maju buat mengungkapkan pendapat dia dan gue salut parah sama dia. Kita sama2 punya satu niat soal lanjut di organisasi di Kampus. Tapi gue gak merasa pantes jadi anak sospol karna masih belum berani buka suara.
Intinya pulang dari VL gue mengultimatum diri gue sendiri hahaha. Kalo dalam jangka waktu 4 bulan *masa2 menuju akhir jabatan* gue masih gabisa buka suara di kajian, berarti gue harus banting stir ke departemen lain. Gimana mau jadi wakil rakyat kalo ga bersuara, gak kritis, gak bisa mengemukakan pendapat di depan umum?
Viva Legislativa 2016 keren banget, menambah semangat di Organisasi, makin semangat masuk ke pemerintahan, makin optimis Indonesia sangat bisa untuk jadi Negara maju. Hidup Mahasiswa! J
Tidak ada komentar:
Posting Komentar