Selasa, 05 Juli 2016

Taeyeon - Why (ENG, ROM) lyric


My favorite song lately... her voice mixed well with the music and i personally like her voice hehe. Things that i really like from korean songs, they actually has a special meaning in almost every songs. The song makes me believe that actually my life can be better than today, i like this lyric "The world isn’t all about trying to catch up. You can’t find an identical scenery even if you walk all day" nowdays, i'm getting sick of trying to catch up everything. Honestly, dreaming isn't always fun.... almost every plans i made turn into some ashes. I'm right on the point where i think i had enough. Now it's time to work on something right in front of my eyes and fly, be freer than myself in the past. I don't know if in the future i'll get hurt even more or i'll be the happiest girl alive, but i'm willing to endure them and be more stronger. This life is amazing and i'm grateful. 




[ROM]
Oh yeah yeah
Oh eonjenganeun nae du bari Oh dahneun daero
ikkeullineun siseoneul ppaegyeobeorin daero
gabyeopge georeogal naccseon goseul geurida
tto gyeolgugen heojeonhan gin hansume meomchwo

Why, Why, doraseo tto neon
Why, Why, kkumman gadeukhae

jigeum tteonandamyeon good, good, good, yeah
mannage doel modeun geon kreat, kreat, yeah
gabyeowojin mamiWork, Work, baby
imi imi nun ape
areunareundaeneunde mangseoryeo Why

nachimban wi doragadeon baneuri
meomchun gose gadeuk pin ireum moreul kkoccipi
neol wihae kkeureodanggin bicci damgin punggyeong soge
eoseo ttwieodeureo naboda jayuropge deo

Why, Why, Why, gwaenhi mirwo wadeon nal
manhadeon geokjeongi modu da sarajin tonight yeah

baram bureoomyeon good, good, good, yeah
pyeolchyeojineun modeun geon kreat, kreat, yeah
dallajineun mami Work, Work, baby
imi imi nun ape
areunareundaeneunde

jigeum tteonandamyeon good, good, good, yeah
mannage doel modeun geon kreat, kreat, yeah
gabyeowojin mamiWork, Work, baby
imi imi nun ape
areunareundaeneunde mangseoryeo Why

jjoccagagido beokcha sumi chan sesangi jeonbuneun anya
haru jongil georeodo ttokgateun punggyeongeun jeoldae boiji anha
hayan jongie jeogeo bon Why ingkeucheoreom beonjineun mam
I’m falling I’m falling I’m falling to you

baram bureoomyeon good, good, good, yeah
pyeolchyeojineun modeun geon kreat, kreat, yeah
dallajineun mami Work, Work, baby
imi imi nun ape
areunareundaeneunde

jigeum tteonandamyeon good, good, good, yeah
mannage doel modeun geon kreat, kreat, yeah
gabyeowojin mamiWork, Work, baby
imi imi nun ape
areunareundaeneunde mangseoryeo Why

[ENG]
Oh yeah yeah
Oh someday as my feet Oh reach
As attracted stares are stolen
I’m yearning for a strange place to casually walk upon
And stop with an empty sigh in the end

Why, Why, when I turn around, again, you
Why, Why, are you full of dreams

If I leave now Good, Good, Good, yeah
Everything that I will meet is Great, Great, yeah
My lightened heart Work, Work, baby
Already, already it’s glimmering
In front of our eyes so why do you hesitate, Why

The needle in the compass used to spin
Where it stops, there are nameless flower petals
Hurry and jump into this bright scenery that I pulled in closer for you
Be freer than me

Why, Why, Why, did I put off this day for nothing
Because all of my worries vanished tonight yeah

When the wind blows Good, Good, Good, yeah
Everything that happens from now Great, Great, yeah
Your changing heart Work, Work, baby
Already, already it’s glimmering
In front of our eyes

If I leave now Good, Good, Good, yeah
Everything that I will meet is Great, Great, yeah
My lightened heart Work, Work, baby
Already, already it’s glimmering
In front of our eyes so why do you hesitate, Why

The world isn’t all about trying to catch up
You can’t find an identical scenery even if you walk all day
My heart is spilling like writing with ink Why on a piece of white paper

When the wind blows Good, Good, Good, yeah
Everything that happens from now Great, Great, yeah
Your changing heart Work, Work, baby
Already, already it’s glimmering
In front of our eyes

If I leave now Good, Good, Good, yeah
Everything that I will meet is Great, Great, yeah
My lightened heart Work, Work, baby
Already, already it’s glimmering
In front of our eyes so why do you hesitate, Why

Senin, 04 Juli 2016

Mahasiswa ituu?

Haduuu judulnya sebenernya rada bikin malu sih haha... berhubung gue pun nggak sadar sekarang sudah memasuki semester 3 di PNJ. Kampus yang gak pernah masuk daftar kampus impian gue, tapi sekarang malah jadi kesayangan dan ke
banggaan. Tapi anyway, gue sekarang gak bahas PNJ sih... mungkin akan sedikit nyeret2 tapi intinya bukan itu hehe.

Liburan kali ini panjang banget, dua bulanan mungkin sampe. Dan gue merasa hidup gue kurang berfaedah dengan liburan yang kepanjangan haha. Pengen nyari kerja sih pengen, tapi disisi lain ada amanah yang setia menunggu ditunaikan hehe. I'm 24 hours available for amanah, lebih baik berempong2 ria dengan amanah di dunia daripada rempong pas hari pertanggung jawaban, yakan? hehe

Dulu gue penasaran kenapa senior-senior gue di SMA kayanya suka kelimpungan gitu ngurusin urusan2 kuliah dari mulai tugas, kuis sampe ujian2. Gue juga penasaran dengan kegiatan2 mahasiswa karena gue suka aja gitu ngeliat mahasiswa yang keliatan sibuk, tapi pengetahuannya luas terus jaringannya luas... wah apalagi kalo mereka nge share kegiatan2 mereka di socmed, bikin ngiri.

Gue orang yang suka banget organisasi, kenapa? panjang kalo diceritain sejarah dari awal suka organisasi sampe memutuskan ikut organisasi dan berempong ria dengan amanah2 di organisasi. Di PNJ juga gue ikut organisasi, setelah dengan sok tau nya pas SMA bilang gamau ikut organisasi dikuliah haha -__- ikut2 juga akhirnya.

Gue ikut open recruitment Himpunan Mahasiswa Administrasi Niaga (HMAN) sebagai staff departemen sosial politik dan pilihan berikutnya departemen Kesehatan Lingkungan. Gue pun lolos sebagai staff departemen Sosial Politik HMAN Kabinet SATU periode 2015/2016.

Gue akui di blog ini, kalo gue gak pernah suka dimarah-marahin pas LDK (Latihan Dasar Kepemimpinan) hadooooh gasuka pake banget. Siapa juga yang suka dimarah2in ya? Tapi gue sendiri kan pernah jadi panitia LDK ya. Dan yaa sebenernya tujuannya LDK baik sih, buat menempa mental kita sebagai organisator dan buat ngasih pengetahuan tentang organisasi dan kepemimpinan, karena setiap manusia adalah pemimpin minimal untuk dirinya sendiri hahaha asik ga tuh?.

Nah dikuliah ini ada namanya Pelatihan Managemen Organisasi (PMO), awalnya gue dengan suudzonnya mikir kalo ini sama aja kaya LDK... ternyata beda hehe. PMO itu lebih bermuatan kearah pengetahuan2 organisasi dan pelatihan managemen didalem organisasinya nanti. Bagian2 uji mentalnya ada, tapi setelah gue merasakan diuji mentalnya pas PMO... ya hadepin aja sih, kalo disuruh ngasih pendapat angkat tangan aja dan kasih pendapat kita. Salah bener nya emang penting, tapi pas PMO keberanian itu jadi nilai tambah.Gue pun memberanikan diri buat sering angkat tangan, sering ngasih pendapat gue pas lagi situasi panas-panasnya. Dan ternyata... Alhamdulillah wa innalillah ya, dikasih penghargaan sebagai peserta PMO terbaik. Makasih kakaaakkk ^^

Sekarang baru banget masa2 peralihan kepemimpinan nih, pergantian ketua Himpunan, BEM dan MPM. HMAN juga ganti ketua, jadi temen gue yang gue gak sangka akan jadi ketua himpunan haha.. dia jadi ketua himpunan. Dan gue jadi saksi hidup, betapa PEMIRA (Pemilihan Raya) bener2 merubah temen gue jadi pribadi yang lebih baik dan tangguh. Berubah jadi lebih keren ya bar? haha...

Organisasi (HMAN) mempertemukan dan mendekatkan gue dengan orang2 hebat, pernah denger dong kalo kita temenan sama orang hebat nanti ya seenggaknya kecipratan hebatnya mah pasti. Dan itu bener-bener gue rasakan dan manfaatnya bener-bener nyata. contohnyaa gue jadi kenal sama BEM PNJ, BEM PNJ tu keren banget, kalo diceritain kerennya gimana mungkin gue bisa bikin satu buku yang isinya tentang kekaguman gue sama BEM PNJ terutama orang-orang didalamnya. Keren dikamus gue bukannya sempurna yaa, ada kurangnya tapi setiap orang bisa memilih dari sudut mana mereka mau memandang dan gue memilih memandang BEM dari sudut yang baik.

Gue banyak belajar arti dari berbagi, ketulusan, kerja keras, kerja cerdas, kesungguhan, kasih sayang, solidaritas dari Organisasi Mahasiswa (Himpunan, BEM, MPM dll). Pagi ini gue dapet email dari kakak BEM, dulu kakak ini ketua divisi Kajian Strategis Departemen Sosial Politik BEM namanya kak Rahmat hehe... Intinya gue curhat gitu kan kalo gue baru dapet amanah baru nih di Himpunan. Dan kak Rahmat ngasih banyak masukan termasuk ngasih bonus 27 file via email yang bener2 bia ngebantu gue menjalankan amanah baru yang belum bisa gue sebutin sekarang karena baru pengumuman struktur organisasi Himpunan besok hehe.. jadi kalo sekarang masih rahasiaa..

Salah satu file dari kak Rahmat judulnya "Bagaimana Seharusnya Mahasiswa?" ini menggelitik banget dan harus banget di bagi hehe... Jazakillah kak Rahmat!! ^^ Nah nah... Kenapa harus berorganisasi?
1. Sejalan dengan Tridharma perguruan tinggi

  • Pendidikan
  • Penelitian dan pengembangan
  • Pengabdian pada Masyarakat
2. Sejalan dengan 5 Fungsi Mahasiswa
  • Direct of Change
  • Agent of Change
  • Iron Stock
  • Moral Force
  • Social Control
Nah fungsi ini akan lebih efektif lagi dilakukan kalo kita ikut organisasi, berjamaah lebih baik kan. Bayangin kita bawa banyak barang nih, lebih baik punya rekan sepenanggungan yang ngebawa barangnya bareng kita kan? bakal lebih ringan dan perjalanan kita akan lebih menyenangkan. Sama aja kalo kita lagi jalan ke suatu tempat, beda loh rasanya jalan sendirian sama jalan bareng temen. 

3. Banyak manfaat organisasi yang tidak didapatkan di bangku kuliah, mungkin ada tapi dampaknya tidak sebesar saat ikut organisasi.
  • Managemen waktu
  • Managemen Forum
  • Managemen organisasi
  • Public speaking
  • Team work
  • Dll
Manfaat lain dari organisasi? Bisa menolong orang lain, dan ladang pahala juga kalo kita ikhlas. Membangun relasi untuk masa depan dari beragam latar belakang. Dan kalo kita bayar kuliah itu udah termasuk dana kegiatan mahasiswa, jadi sayang yaaa kalo nggak ikut organisasi atau kegiatan kemahasiswaan hehe

Pemerintah juga mendukung kegiatan mahasiswa, yuk tengok UU no. 12 tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi pasal 77 ayat;
1. Mahasiswa dapat membentuk organisasi kemahasiswaan
2. Organisasi kemahasiswaan paling sedikit memiliki fungsi untuk:
a. Mewadahi kegiatan mahasiswa dalam mengembangkan bakat,.... dst

Mengapa harus mahasiswa?
Mahasiswa adalah kelompok intelektual yang independen, pemuda yang bukan mahasiswa intelektualnya masih kurang, diatas mahasiswa seperti pejabat publik, dll sudah dibawahi partai politik dan kepentingan2 lainnya.

Mahasiswa bergerak untuk kemajuan bangsa dan negaranya.

Takut gabisa nyeimbangin organisasi dan akademik? mungkin sharing aja kali ya... walaupun ikut organisasi di kampus yang jadwalnya lumayan padet. Alhamdulillah  IPK gue selama dua semester ini selalu diatas 3,5. Organisator itu orang2 yang seharusnya sudah selesai dengan urusan pribadi mereka, termasuk amanah dari orang tua untuk menjalani pendidikan dengan baik. Jangan menyalahkan organisasi atas ketidak mampuan kita mengatur diri sendiri. Kita yang mengatur waktu, bukan waktu yang mengatur kita hehe. 

Organisasi mempertemukan gue dengan orang-orang hebat, membuat hidup gue terasa lebih berarti. Karena lewat organisasi gue bisa secara langsung bertemu dan ngebantu orang2 yang butuh sesuai dengan kapasitas gue sebagai mahasiswa. Organisasi juga bikin kita jadi lebih proaktif dan sadar dengan potensi besar kita yang selama ini kita cuekin. 




Senin, 27 Juni 2016

SEBUAH SUDUT YANG MEMANDANG


            Dua tahun belakangan ini sepertinya terlalu banyak hal yang terjadi, sehingga kurang lebih aku kesulitan menjelaskan padamu apa saja yang terjadi. Hari ini hujan turun begitu derasnya, butiran-butiran bening titik air hujan jatuh membasahi tanah kering pertiwi yang belakangan tidak diguyur hujan. Aku berbaring menatap langit-langit kamar ku yang sesekali bercahaya karena kilat, dini hari yang sunyi. Tanganku merengkuh guling yang ada tepat disampingku, aku mencoba menelusuri alur dinding kamar dengan telunjuk jariku. Rasa resah yang berkecamuk membuat mataku enggan dibuai kantuk.

            Aku mencintai kebebasan, kebebasan yang berbatas maksudku. Aku tidak suka dibatasi manusia tapi aku suka dibatasi Tuhan, jelas karena Dia mencintaiku. Aku bergumam mengikuti nada manapun yang ku mau, prasangka orang telah menenggelamkanku dalam jurang kebimbangan beberapa bulan terakhir. Aku telah menunda impian besar yang ku miliki, menyedihkan. Namun penundaan itu bukan tanpa sebab, jika ku ceritakan padamu mungkin kau tidak akan mengerti. Sesekali layar hp ku menyala, ku lihat beberapa orang mengirim pesan padaku. Sekumpulan pertanyaan menggantung dalam benakku, menyenangkan kah membuat orang kebingungan? Sungguh aku tidak habis pikir.

            Hmmm.. akhir-akhir ini aku sedang mempelajari seni menahan, tau kah dirimu tentang seni menahan?. Hal yang menggelitik saat aku harus mengikuti segala yang dibuat untukku hanya karena itu baik untuk orang lain, lalu untukku? Itu adalah sebuah ujian, aku sangat ingin tertawa. Jangan beralasan kau melakukan itu untuk diriku, akuilah bahwa kau melakukannya utuk dirimu juga. Berada dalam dua dinding yang menghimpit membuat aku sulit berfikir, keputusanku untuk mengikutimu sungguh bukan karena aku tau itu baik untukku. Aku sedang menggunakan kartu terakhir, kesempatan terakhir..

            Pernah ku baca sebuah kalimat dalam sebuah cerita fiksi, “Terkadang berani bukan berarti menghilangkan rasa takut, hanya saja berani adalah keputusan untuk menghadapi ketakutanmu”. Yang ku sukai dari memiliki waktu untuk diriku sendiri adalah aku bebas berfikir, tidak dibatasi pemikiran orang lain. Sejujurnya saat memutuskan untuk menjalani ini, aku paham betul aku ketakutan dan aku merasa belum siap. Jika ini boleh ku sebut sebagai sebuah tantangan yang besar dan membuatku gentar, maka izinkan aku menyebutnya begitu. Karena aku tidak berencana untuk menjadi biasa, seperti yang kau perkirakan. Aku telah mengorbankan sebuah impian besar beserta zona nyaman yang membuatku bebas melakukan pergerakan, belajar dan mengeksplorasi kemampuanku. Aku telah menangguhkan sebuah mimpi, untuk kepentingan orang banyak.

            Perlahan dini hari mulai merangkak, aku mendengar sayup-sayup seruan dari masjid-masjid didekat rumahku. Membangunkan orang-orang dari dekapan tidur, mendesak mereka untuk memulai hari dengan sahur. Ku ubah posisi tidurku, kini aku menatap pintu kamar ku yang berwarna coklat dan terbuat dari kayu, meski tertutup aku bisa melihat cahaya dari ruang tamu berhasil menyelusup diantara celah pintu.  Aku bisa melihat diriku kerap melewati pintu itu, dari mulai saat aku mengemban amanah saat aku masih duduk di bangku SMA. Berkali-kali ku lewati pintu dengan perasaan berkecamuk yang tak dapat ku gambarkan. Sebuah pintu yang menjadi batas antara aku dan dunia luar, pintu yang menjadi batas antara aku yang kau lihat dengan aku yang bersembunyi.

            Pikiranku mulai meraba-raba saat dimana aku didorong untuk naik, dan disaat yang sama aku ditinggalkan. Bukannya aku tidak meminta orang-orang untuk tetap tinggal, hanya saja mereka yang memutuskan untuk pergi. Kini hal yang sama terulang kembali, aku harus memutuskan tetap tinggal karena aku rasa aku tidak sanggup  untuk meninggalkan seseorang bergumul dalam jalan juang yang berbatu dan gelap sendirian. Aku pernah ada dijalan itu dan aku pernah berada diposisi dia, mungkin dahulu aku ditinggalkan agar aku mengerti bahwa aku tidak seharusnya meninggalkan. Hatiku telah menerima keputusanku, tapi aku tidak yakin akalku menerimanya. Tapi aku benar-benar tidak punya jalan keluar, yang bisa aku lakukan kini hanya menjalani segalanya tanpa banyak bertanya.

            Masa lalu selalu menarik untuk diingat, karena masa lalu aku ada disini menjadi aku yang kau tau. Telah banyak hal-hal yang tak pernah terlintas dalam bayanganku terjadi begitu saja. Namun aku tidak mempertanyakan mengapa hal itu harus terjadi padaku, kenapa aku, setidaknya aku yang sekarang enggan mempertanyakan itu. Seorang teman pernah berkata padaku, ketika ia menghadapi suatu masalah yang berat ia akan buru-buru menjadi tempat yang lapang untuk berbaring dan memandang jauh ke langit. Ia berkata, “Langit luas, tinggi dan begitu besar... masalahku tidak seluas, setinggi dan sebesar langit.. pasti aku bisa menyelesaikannya”

            Permasalahan membuat kita sadar, kita masih punya celah yang harus ditambal. Rintangan membuat kita sadar, Tuhan selalu punya cara agar kita menjadi lebih dari kita yang dahulu. 

            Belum lama ini aku berbuka puasa hanya berdua dengan seseorang yang sangat menghargai keberadaanku dan aku pun menghargai keberadaannya. Kami berbuka di Masjid pinggir jalan, sebuah pengalaman baru baginya. Ia berkata padaku “sebenarnya setahun belakangan aku pun menahan impianku, menangguhkannya dengan alasan tidak lain karena aku merasa tidak bisa pergi begitu saja melepas tanggung jawabku atas tempat ini. Dan benar saja, Tuhan kini melancarkan impian yang ku tangguhkan dan bahkan jika boleh aku menambahkan... Ia memberiku lebih dari yang ku mau dulu”

            Jelas aku bukan manusia yang sempurna, Tuhan berbaik hati menutup kekuranganku. Pada akhirnya kita manusia memang hanya bisa menerima, toh rencana dan skenario terbaik sebenarnya sudah tersedia. Hanya saja manusia selalu merasa pandai mengira-ngira dan menerka-nerka. Kita selalu punya pilihan untuk berfikir buruk tentang apa yang terjadi hari ini, saat ini. Namun terkadang kita lupa, kita juga punya pilihan untuk berfikir baik tentang apapun yang sedang terjadi kini.


 Aku belajar bahwa Tuhan selalu punya cara paling romantis untuk mengabulkan setiap impian dan doa-doa dari manusia yang setiap malam terlempar dari berbagai arah di penjuru bumi. Aku meragukan diriku dan mungkin orang-orang yang ku kenal, tapi aku tidak meragukan rencana-Nya. Karena itu aku memutuskan untuk percaya pada diriku, kepada banyak orang dan menjalani hari ini serta hari yang akan datang. Sesuatu yang membahagiakan telah disediakan untukku, sebuah keberhasilan akan pencapaian, kebanggan dan kebaikan. Namun jalan menuju tempat itu bukanlah jalan yang mudah, tantangan besar dan aral yang melintang mungkin menghadang. Jika saat itu tiba, satu-satu nya hal yang bisa ku lakukan mungkin hanya menjalaninya dan percaya bahwa ini pasti akan berlalu. 

Dari sekian banyak hal yang aku terus pertanyakan dalam hidupku, beberapa diantaranya telah terjawab. Tentang tempat aku berada dimasa lalu, masa kini dan harapanku dimasa yang akan datang. Jawaban yang diberikan oleh Allah selama ini membuat auyakin, kehidupan tidak menawarkan jalanan yang mulus dan selalu indah. Namun kehidupan memberikan jalan yang memang pantas untuk kita jalani.. sebuah jalan yang membuat kita berkembang, membuat kita lebih berarti untuk lingkungan sekitar.

Semua tentang bagaimana cara kita memandang suatu jalan yang diberikan pada kita. Pada dasarnya Allah itu gak selalu memberikan apa yang kita inginkan... kita sebagai manusia belum tau apa akhir yang akan diberikan untuk kita. Suatu kesulitan, rasa sedih dan hal-hal yang tidak kita rencanakan juga anugerah dari Allah, sesuatu yang patut disyukuri dan dijalani.

Dan jika boleh aku menekankan suatu hal... Semua tentang cara kita memandang, semua tentang dari sudut mana kita memandang. Hidup ini sungguh indah bila kita memandang dari sudut yang indah.


Minggu, 03 April 2016

Ujian Nasional : Aku Vs Diriku

Sebenernya hari selasa minggu depan gue ada UTS di kampus, niatnya mah gamau online tapi... ada screen capt dr temen SMA  yang super duper menggelitik rasa kemanusiaan gue (?). Yaitu screen capt yang nunjukin percakapan seseorang yang intinya ttg karena konsumennya itu udah bayar... walau pun dia gabisa ngasih kunci jawaban yang bener2 tepat tapi dia menjanjikan nilai 80 untuk setiap mata pelajaran Ujian Nasional tahun ini. hmmmm cie segitu saktinya cie.

Gue rasa bukan kapasitas gue menggurui siapapun dengan cara apapun, di blog ini gue cuma mau berbagi.. itu juga kalau pembacanya gak keberatan sama pemikiran gue hehe.

Jadi gue adalah mantan korban ujian nasional (?) sebut aja gitu. Dari SD sampe SMA gue pualing gak suka nyontek pas ujian, bukan karena gue pinter ato ranking 1 se angkatan. Simply karena gue percaya selalu ada rencana baik dari Tuhan buat hamba2nya yang jujur dan memegang teguh kejujuran itu dalam kondisi apapun.

Tahun lalu, seminggu menjelang ujian gue gak percaya ada kunci jawaban. Gue pun belajar bolak-balik sekolah, tempat bimbel, rumah dan terus kaya gitu sampe menjelang Ujian Nasional. Gue sama sekali gak berfikir menggunakan kunci jawaban jenis apapun.

Tiba hari ujian nasional, gue dapet link yang katanya disitu ada soal ujian nasional. Gue gak percaya dong... gue lanjut belajar UN tanpa berfikir mau membuka link tersebut.

Gue inget banget, waktu itu lagi mata pelajaran Biologi yang gue suka. Setelah keluar dari ruangan, gue iseng minjem soal yg kata temen2 seruangan gue itu bocoran soal ujian nasional, dan alangkah terkejutnya gue ketika melihat soal-soal di lembar soal itu bener2 keluar pas tadi gue ngerjain soal didalem ruangan.

Merasa dikhianati? sedih? yap yap bener banget. Gue langsung pulang dengan perasaan terkoyak gak karuan, berhubung temen2 seruangan gue hampir semuanya make kunci jawaban dan gue mungkin salah satu atau bahkan satu2nya yang memutuskan untuk gak pake kunci jawaban apapun. Lalu gue mulai berfikir... kalo kaya gini kenapa gue harus Ujian Nasional? trus usaha gue belakangan ini buat apa kalau akhirnya nilai gue akan dibandingkan dengan nilai mereka yang gak jujur dan mereka yang udah tau soalnya duluan.

Di hari terakhir Ujian Nasional gue udah putus asa dan ngerasa gak perlu lah gue ujian nasional, gue udah super ga peduli. Setelah ngerjain soal terakhir, kesedihan gue gak terbendung. Gue jalan sendirian ke lapangan utama sekolah gue buat ikut penutupan ujian nasional. Di lapangan gue liat temen2 gue ketawa, pelukan sambil joget2, Ujian Nasional yang jadi momok bagi pelajar SMA itu akhirnya berakhir.

Gue?

hmmm

Gue berdiri sendirian ditengah2 kerumunan temen2 gue yang sedang menikmati euforia selesai ujian nasional, sampai sahabat seperjuangan gue di OSIS nyamperin gue dan dia sadar muka gue udah gaenak maksimal. Dia pun meluk gue dan rasanya semua emosi yang gue tahan itu keluar dan gabisa gue berhentiin.

Sejujurnya, jauh dilubuk hati gue. Melihat mayoritas temen2 gue pake kunci jawaban, atau download soal for free dari internet dengan bebasnya, itu membuat gue bertanya "Kenapa gue gabuka aja? kenapa gue gak nyontek aja?". Link kunci jawaban UN tu udah bener-bener diujung jari gue.

Ada pertanyaan besar lagi di benak gue, "pernah gak sih kalian yang nyontek selama ujian berfikir tentang apa yang udah dilakukan sama orang2 yang jujur dirumah?" gue bukan anak yang pinter, seriously. Dulu waktu gue kelas 2 SMA, gue pernah duduk sebangku sama senior pas ujian. Setelah ujian selesai gue denger si senior ini ngomong gini ke temennya "Gila, yang sebelah gue pinter bener" "lah? tau dari mana bro?" "selama UAS gue gak pernah ngeliat dia nyontek". Gue pun berkesimpulan, orang2 yang nyontek mungkin menganggap diri mereka kurang pintar, mereka kurang percaya diri kalau harus menjawab soal2 sendiri. Kalo ngeliat orang gak nyontek bawaannya mikir kalo "Ah dia kan pinter, wajar kalo gak nyontek". Kemudian si pelaku pencontekan pun membenarkan perbuatannya menyontek pekerjaan orang lain, huft.

Sejujurnya gue pun gk pinter, gue belajar sebelum ujian karena gue gak punya pilihan.. kalo gue gak belajar gue gaakan bisa ngerjain soal, karena nanti diruang ujian gak akan ada yang bantuin gue ngejawab soal itu. Kalo boleh jujur, kadang gue menggunakan keahlian "mengarang bebas" yang gue punya pas jawab soal2 yang gue gak ngerti sebenernya mah, makanya jawaban gue keliatannya panjang haha. Guru matematika gue di SMA pernah bilang, kalo kita mengerjakan soal ujian sendiri alias jujur. kita bakal mengeluarkan kemampuan terbaik kita yang dihari biasa itu gak muncul. Dan itu harus gue akui benar adanya.

Balik lagi ke kisah gue di Ujian Nasional tahun lalu, Kasus nyontek kaya gini gak cuma disekolah gue doang tapi di banyak SMA/SMK se derajat juga ternyata tersebar merata haha. Gue ikut forum pelajar se kota depok dan dari cerita2 temen gue yaaa.. bener, ternyata banyak yang gak jujur.

Gue merasa kerja keras gue belajar gak dihargai oleh siapa? oleh banyak pihak. Tapi gue berfikir apa pihak2 yang tidak menghargai usaha orang2 yg jujur ini bakal peduli? "ahh yang penting gue lulus UN, kalo dia gamau pake KJ yaa salah sendiri ga pake" atau "Ahh yang penting tugas gue nyelenggarain UN disini selese, ya terus kenapa kalo ada yang nyontek.. itu kan pilihan"

Karena ketidak pedulian orang2 inilah gue mulai berfikir, bener juga. wkwkwk.

Gue gak bisa menuntut orang lain untuk mengerjakan ujian nasional dengan jujur, sekali lagi itu bukan kapasitas gue. Tapi gue bertekad, jadi sukses dengan kerja keras dan usaha yang gak mengenal lelah dan tetap teguh untuk jadi orang yang jujur. Dengan begini, suatu hari nanti saat gue udah sampe di puncak kesuksesan, gue berharap bisa membuat banyak pelajar yang jumlahnya banyak bisa yakin pada diri mereka dan pada rencana Allah.

Kalo ada yang ketemu cobaan di ujian nasional tahun ini, bismillah serahkan sama Allah. "Hellloww masalah, lo emang gede bgt buat gue.. tapi gue punya Allah yang punya kekuasaan yang lebih gede".

Allah tu gak tidur sob, jujur aja yuk... kenapa sih harus takut sama penilaian manusia? kenapa harus takut sama penilaian diatas kertas?. Takut lah kalo penilaian yang sebatas dimata manusia itu akan menghalangi kita masuk ke surga. Takutlah kalo nilai diatas kertas itu yang ditulis manusia itu, akan menambah catatan buruk di buku catatan amal perbuatan kita yang catatan itu malaikat loh yg nyatet, bukan manusia.

Hasil ujian nasional gue gak bagus, menurut gue. Ada dua mata pelajaran yang nilainya 9 dan sisanya dibawah 5. Tapi gue sekarang dapet kuliah di PTN, gue dapet IPK yang lumayan bikin senyum lah kalo diliat, gue ikut organisasi2 kampus dan ketemu sama orang2 hebat. Lalu kemana kertas Ujian Nasional yang bikin gue sedih? gaada dimana2 guys, ijazah gue itu gak membuat gue berhenti hidup.. gak membuat gue sungkan untuk beraktifitas. Malah Allah ngasih gue banyak anugerah yang lebih dari sekedar nilai 8 keatas di ijazah gue, Dia kasih gue kesempatan untuk menjadi lebih dewasa lewat Ujian Nasional.

Ngerjain soal itu kamuflase sih menurut gue, sebenernya pas ujian nasional kita itu lagi bertarung sama diri kita sendiri. Mau jujur? Mau nyontek? itu emang pilihan. Sama kaya. Mau surga? mau neraka? itu juga pilihan. hayoooo...

Akhir kata.. semangat buat semua yang sedang bertarung dengan dirinya sendiri. Ingat, buat tetep jujur.. jangan nodai kegiatan kita menuntut ilmu di sekolah dengan praktik kecurangan se kecil apapun. Ayo budayakan jujur, malu sama tittle "pelajar" yang seharusnya belajar bukan berbuat kecurangan :). ingat ya... negara kita butuh lebih banyak orang yang jujur.

Sabtu, 05 Maret 2016

Kisah Cinta Tanpa Titik


Gue ada di usia dimana jatuh cinta itu mungkin, jatuh cinta itu hal biasa dan bukan sesuatu yang aneh. Walaupun sebenernya gaada umur yang ditentukan bagi siapapun untuk jatuh cinta sih. Kalo boleh diakui nih haha sebenernya gue pun ga terlepas dari perasaan suka sama laki-laki. Gue yang suka Kpop, suka sama berita-berita politik gitu dan kadang komen2 sambil emosi, agak bala kalo mulai ngomong, gue seseorang yang merasa hampa tanpa organisasi dan hampir semua laki-laki meihat gue sebagai teman dan bukan perempuan. Gue pun punya hati #aihhh# haha tapi ini serius.

Dulu gue punya kriteria khusus soal laki-laki. Pertama dan satu-satunya syarat gue, dia harus apa adanya. Ada kerjaan, ada mobil, ada uang, ada tampang modelnya sedikit dan kalo bisa gajauh-jauh dari artis korea, ada rumahnya dan ada-ada lainnya. Tapi semenjak masuk PNJ #Endorse# haha, gue bertemu dengan mereka-mereka yang memaknai cinta lebih dari "apa adanya".

Gimana rasanya jatuh cinta? duh, gue pun gak yakin gue pernah jatuh cinta yang sesungguhnya dan gatau rasanya gimana. Tapi suka sama orang, gue tau rasanya, Rasanya kaya tiap ketemu dia disengaja atau pun tidak, perut lo bakal berasa penuh sama kupu-kupu yang terbang-terbangan ngebut pake roket keluaran terbaru dan kupu-kupunya terbang sambil ditutup matanya pake lakban. Trus begitu dia ngomong lo mulai siapin rekaman terbaik di otak lu supaya bisa inget tiap huruf yang dikeluarin sama doi. Trus begitu pandangan lo ga sengaja papasan, lo mulai pengen lari kenceng trus berlindung di balik tembok cina. Oke gue agak lebay, tapi ya kira-kira gitu lah.. gitu nggak sih?.

Gue gabisa berbagi banyak soal cinta, secara ya mungkin yang baca lebih berpengalaman soal Cinta. Di MICE ada salah satu mata kuliah tentang Self Management, dosennya kesukaan gue banget. Pertemuan seminggu lalu kita bahas tentang apa yang kita inginkan dan apa yang kita hindari, kita tulis itu diatas kertas dan kita tulis 10 hal yang diinginkan dan yang dihindari. Gue disuruh baca poin-poin yang gue tulis karena kebetulan duduk paling depan hari itu, gue gatau kenapa temen-temen gue pada tepuk tangan dan bahkan ada yang bilang kalo dia pengen nangis denger poin-poin yang gue inginkan. Dan sejujurnya gue pun hampir nangis setelah di sesi kedua gue disuruh bacain skala prioritas dari semua yang gue inginkan, gatau deh kenapa tiba-tiba bisa emosi kaya gitu. Intinya, salah satu yang gue inginkan adalah "mencintai dan dicintai".

Gue adalah orang yang mudah terpengaruh sama lingkungan gue dan akhir-akhir ini gue terpengaruh dengan konsep cinta yang ditawarkan lingkungan gue. Di lingkungan gue sekarang orangnya kebanyakan agamis, kalau pun ga agamis mereka sangat paham dan menghormati norma-norma yang berlaku di negara kita, dan bahkan banyak diantara mereka yang menurut gue sangat nasionalis. Intinya mereka semua insyaallah baik-baik.


"kamu tau gak rasanya suka sama laki-laki yang soleh?"

"Kebetulan tau kak... gaenak ya?"

"Maksudnya? karna dia gajelas gitu? hahaha"

"Yaa... laki-laki model gitu biasanya sukanya kan diem-diem kak. Tau-tau ngelamar aja, kan gawat"

"Loh ko gawat?"

"Ya gawat, kalo yang dia lamar bukan aku"

#senior pun memutuskan untuk resign dari himpunan karena pernyataan ini# hahahaha nggak deh.

Sebenernya banyak banget temen-temen gue dan mungkin termasuk gue yang mengkhawatirkan hal itu. Kita perempuan kan menunggu yaaa, gimana kalo yang ditunggu ternyata sedang menunggu wanita lain #aaaaiiihh#

Dan pernah suatu hari ada senior yang menjawab kegelisahan gue dan temen-temen gue yang sedang masuk ke fase dewasa tanggung, dewasa kata KTP atau dewasa apalah terserah.

"Siapa yang paling deket sama laki-laki yang sholeh? Tuhannya kan? ya kamu deketin Tuhannya lah"

INI KONSEP CINTA YANG ROMAAAANTIS BANGET MENURUT GUE,

Cinta yang dirasakan oleh dua insan yang saling mencintai dalam diam, bukan karena nggak berani mengungkapkan rasa cinta itu. Tapi karena sesuatu yang indah itu butuh proses, karena cinta itu suci dan harus tetap dijaga kesuciannya sampai kapanpun. Romantis gak sih? kalo kita cinta sama seseorang tapi kita menahan diri, menunggu Allah yang mempersatukan kita diwaktu yang paling indah dan diridhai #aiihhh#.

Selama masa penantian itu, kita dan calon pasangan hidup kita sama-sama saling memantaskan diri. Sama-sama berjuang dengan kehidupan masing-masing sembari saling mendoakan dalam diam, kita sama-sama berharap cerita cinta tanpa titik sedang dipersiapkan untuk kita oleh Sang Maha Cinta. Gue kayanya agamis banget ya? tapi kalo pembaca bisa liat gue orang apa sehari-harinya, pasti gaakan mikir kaya gitu.

Karena dia yang baik dipersiapkan untuk dia yang baik.

Banyak perempuan-perempuan disekitar gue mengakui kalo mereka suka sama laki-laki yang sholeh. Laki-laki yang baca Al-Qur'an, mimpin shalat dengan suara yang merdu, mereka yang sibuknya luar biasa tapi selalu punya waktu untuk menundukkan kepala mereka di hadapan Tuhannya. Itu pesona nya, subhanallah... sampe diantara cewe2 ada becandaan kaya gini:

A : eh shalat yuk ke mesjid!!

B : di Mushola aja gamau? #ngos2an

A : Mesjid ajalah sekalian nyari imam

B : #Bangun dengan semangat kemerdekaan#

Oke, balik ke topik kita. Trus ya gue nanya dong, ga takut apa dia tiba-tiba ngelamar perempuan lain?.

Kebanyakan dari mereka senyum-senyum, gaada yang seneng orang yang disukai menikah dengan wanita lain pastinya. oke, ada dua tipe jawaban orang-orang sih. Yang pertama:

Gue : Eh kalo dia ngelamar perempuan lain gimana? ya secara keliatan kan dia gaakan mau pacaran dan kakak ga mungkin juga nyatain perasaan duluan.

Kakak Tingkat : Ya kalo soal itu mah urusan Allah dek, kita sebagai manusia ya berdoa aja. Berdoa setiap habis shalat, kalau dia memang yang terbaik buat kita semoga suatu hari nanti bener2 bisa dipersatukan dengan cara yang baik.

Yang kedua :

Gue : Eh kalo dia ngelamar perempuan lain gimana? ya secara keliatan kan dia gaakan mau pacaran dan lo ga mungkin juga nyatain perasaan duluan.

Temen : ya gue doa aja supaya dia jodoh terbaik buat gue

Gue : waduh request dong? trus?

Temen : trus gue doa lagi "kalo bukan jodoh, tolong jodohin...", "Kalo masih bukan... yakali bukan :'("

Gue : *Mencari shower terdekat*

Itu kisah nyata banget, bukan karangan gue... Agak lucu ya -_____-" yang tipe kedua.

Tapi gue kagum sama orang-orang didekat gue yang menjaga hati mereka. Mereka suka sama seseorang tapi mereka bener-bener menahan diri mereka, lebih banyak berdoa sama Allah yang lebih punya kuasa untuk menyatukan dua insan yang Dia kehendaki. Menahan diri itu bukan perkara yang mudah, sepakat dong ya?.

Kalo boleh berpendapat, gue punya beberapa pendapat tentang cinta.

Pertama, gue merasa cinta itu sesuatu yang suci gitu dan sudah sepantasnya diperlakukan seperti itu. Kalo memang gue mencintai dia dan dia pun begitu, gue gamau dia berbuat dosa dengan lebih banyak memikirkan gue dari pada Tuhannya sendiri, lebih senang melihat ke arah gue yang belum halal untuk dia. Cinta itu dibuktikan dengan perlindungan, cinta itu seharusnya menguatkan dan bukan melemahkan, cinta itu seharusnya jadi salah satu sumber kebahagiaan.

Kedua, gue merasa masih belom pantas mengharapkan pasangan hidup yang sholeh dengan kondisi gue yang masih seperti ini, jadi intinya gue ingin memperbaiki diri sebelum gue bersedia mendampingi hidup seseorang, menjaga semangat juang dia supaya ga pernah padam, selalu bersedia tersenyum untuk dia dalam kesulitan maupun kebahagiaan, dan bersedia membahagiakan dia dan dibahagiakan oleh dia di dunia dan di akhirat.

Ketiga, gue mengharapkan kisah cinta tanpa titik. Bukan kisah cinta yang akan berakhir karena dipisahkan oleh maut, gue berharap maut itu menjadi koma dalam kisah cinta gue nantinya. Dikehidupan yang lebih kekal nanti kisah cinta itu akan berlanjut, beriringan dengan kekalnya kehidupan setelah kematian. Maka kisah cinta itu akan tertulis dengan sendirinya tanpa titik, karena kehidupan setelah mati pun tidak punya titik.






Minggu, 21 Februari 2016

My Story : BORDER ikut Viva Legislativa 2016 ( 17 - 18 Februari 2016) @Gedung MPR DPR DPD


Selalu ada kebaikan dalam setiap takdir yang telah digariskan, iya ga sih?. Oiya sebenernya sebelum acara Viva Legislativa BORDER ada acara Training of Trainer with KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi). Di acara TOT itu walaupun gue ga ikut dari hari pertama tapi emang nendang banget acaranya wkwk. Waktu Kak Malvin (Ketua BEM PNJ) ngasih materi, kak Malvin ngutip kata2 dari Andrea Hirata tentang kekayaan negeri kita ini adalah kutukan. 

Tau dong Freeport? tanah papua itu luar biasa kaya tapi bangsa kita nggak bisa menikmati kekayaan yang luar biasa itu. Cuma bisa ngiler sambil kesel ngeliat tanah kita dikeruk dan kekayaannya 90% dibawa entah kemana oleh orang yang bukan dari bangsa kita. Kita punya kekayaan uranium yang luar biasa, bangsa kita punya panorama alam yang indah, bangsa kita punya tanah yang luaasss dan ribuan pulau yang bahkan diantaranya masih belum memiliki nama. 

Tapi tentunya kita gabisa jalan masing2 dong ya :) 

Ini yang gue dapet dari BORDERkeluarga, sahabat, rekan seperjuangan. Kita emang gatau apa yang sedang terjadi diatas sana. Apa yang sedang diperebutkan orang2 yang berkuasa diatas sana. Sebuah rahasia umum, negara kita sedang dibangun berdasarkan transaksi. ummm paham dong ya? haha. Tapi ini juga kekhawatiran gue, belum tentu pemerintah salah karena gak semua pejabat itu buruk ya kan?. Jangan2 kita yang gatau apa2 banyak menuntut pemerintah padahal pemerintah punya itikad baik dan semua itu butuh waktu dan proses. Nah, menanggapi kekhawatiran gue haha akhirnya ada kakak BEM yang kebetulan dari departemen SOSPOL bilang kalo gue salah fokus wkwk. Jangan teralihkan, jangan banyak melihat keatas kalau banyak yang bisa kita lakukan untuk mereka yang kesulitan di kanan kiri kita. Karena kita adalah mahasiswa yang merupakan irisan antara pemerintah dan masyarakat. 

Lalu gue berfikir haha, iya juga ya. Wakil rakyat yang terpilih seharusnya tau dari awal sebelum mencalonkan diri kalo tugas beliau2 ini memang mendengar keluh kesah rakyat Indonesia dan membuat kebijakan2 yang berpihak pada masyarakat. Dan pemikiran gue ini di amin-kan sama HUMAS DPD yang pas Viva Legislativa ngisi materi gitu di gedung MPR, DPR, DPD. Tidak perlu takut bersuara karena memang tugas mereka mendengar suara kita *semoga tidak hanya mendengar*. Sayang sekali yang sering di blow up itu sisi2 buruk dari wakiil rakyat kita. Mungkin akan lebih baik lagi kalau prestasi beliau2 ini juga di blow up. Kan beliau2 perwakilan rakyat ya.. tapi kok rakyat kita masih banyak yang belum tau ttg apa yang dilakukan sama wakil rakyat yang mereka pilih ya?. Apakah bisa disebut berhasil suatu pemerintahan atau suatu masa jika masyarakatnya tidak merasakan perbedaan apapun semejak pejabat itu naik?. Istilahnya mau ganti wakil rakyat berapa kali pun hidup kita ga berubah, yaaa gini2 aja gitu.

Waktu Viva Legislativa gue nanya soal bonus demografi indonesia tahun 2045 yang katanya nih jumlah usia produktif itu dua kali lipat dari jumlah usia non produktif. Gue pertama kali denger soal ini pas ikut acara Indonesian Student Leadership Camp III (ISLC III) dan disitu pembicara maupun mentor sering menyebutkan tentang hal ini gitu kan. Terlepas dari gue tidak bisa menjelaskan kenapa bisa dapet dua kali lipat, itu hitungannya dari mana dan lain2nya.Berhubung itu bukan bidang gue wkwk jadi gue akan skip bahasan soal itu. Kalian bisa cari sendiri di om gugal. Intinya yang pengen gua garis bawahi disini, Indonesia punya potensi yang muanteup banget. Belom lagi tahun 2045 itu momentum 100 tahun indonesia merdeka. Tapi apakah bangsa kita siap menghadapi momen muanteup itu? Entahlah, coba tanyakan pada rumput yang nge dance.

Trus akhirnya gue nanya, apasih yang pemerintah sudah atau sedang lakukan untuk mendukung fakta bahwa indonesia punya sumber penerus bangsa yang banyak banget dan sebenarnya gerakan indonesia emas 2045 ini bukan hal baru lagi. Dari dulu juga udah di gaung2kan, tapi well, setelah beberapa lama gue ga merhatiin itu lagi. Tapi hari ini pas banget lagi kunjungan ke gedung DPR gue jadi kepikiran, kita gaakan pernah jadi bangsa yang maju tanpa sinergi antara pemerintah dan masyarakat. Sekarang banyak gerakan yang muncul untuk menyambut Indonesia emas 2045. Pemuda-pemuda berlomba2 membuat berbagai macam terobosan dari mulai komunitas, gerakan, aksi dan masih banyak lagi yang mungkin gue gatau. Tapi, kalau pemerintah diatas sana sibuk mengurus urusan dan kepentingan pribadi. Indonesia emas 2045 itu Cuma mimpi di siang bolong.

Anyway, maaf ya kalo lagi bahas topic tertentu gue emang suka ngerembet2 ke hal lain. Hehe

Oiya dan bapaknya menjawab ide gue ttg Indonesia emas 2045 itu bagus dan BTW itu bukan ide gue. Gue denger dari pembicara pas ISLC III dan baca juga di internet. Trus beliau bahas ttg nomor bangku yang gue dudukin, nomornya 087. Trus beliau nanya asal gue dari mana, dan gue jawab gue lahir di Bandung. Beliau nanya umur gue berapa, gue jawab 18. Gue diminta buat nulis surat ke ketua dan wakil ketua DPD , kata beliau pasti akan dibalas. Jadi beliau nyebutin alamat yang gue bisa tuju buat ngirim surat itu. Gue sebenernya punya niat ngirim surat, terutama soal pemuda dan pendidikan Indonesia yang jadi perhatian gue. Tapi gue gabisa sembarangan dong, harus punya data hehe jadi gue pending ngirim suratnya tapi yang jelas niatnya bulan depan udah ngirim sih, kalo di bales pasti gue nulis lagi di blog ini, insya Allah. Oiya dan bapaknya bilang, gue bisa jadi anggota DPR ato ya seenggaknya gue masuk pemerintahan tingkat Kota Depok lahh. Gue Cuma bisa ketawa dikit sambil mengamini bapaknya.

Pulang dari VL, gue naik bus gitu bareng anak Border dan disana kita sharing2. Semuanya merasa senang ikut acara viva legislativa, termasuk gue. Pas giliran gue sharing, gue berbagi kekhawatiran gue sama anak2 Boder soal pergerakan. Mahasiswa mengkritik pemerintah itu bukan berita lama. Kekhawatiran gue itu apa kita cuma bisa mengkritik tapi pada kenyataannya kita pun gak melakukan apa2, dan itu kesalahan besar buat gue. Lewat border, gue berharap bisa banyak bergerak.

Trus pas bus nya berhenti buat shalat maghrib, gue ngobrol sama temen gue yang anak border juga sambil nunggu giliran shalat. Selama ini gue kalo kajian sospol selalu jadi yang dengerin, tiap gue ada ide selalu gue pendam karna gue merasa di kajian sospol itu orangnya keren2, pemikirannya luar biasa kritis, mereka gak asbun ato asal bunyi. Mereka punya data dan mereka selalu berusaha mencari fakta, gue yakin mereka bukan tunggangan pihak manapun dari cara mereka berpendapat. Dan temen gue ini salah satunya, dia tingkat satu, dia anak sospol tapi dia berani maju buat mengungkapkan pendapat dia dan gue salut parah sama dia. Kita sama2 punya satu niat soal lanjut di organisasi di Kampus. Tapi gue gak merasa pantes jadi anak sospol karna masih belum berani buka suara.

Intinya pulang dari VL gue mengultimatum diri gue sendiri hahaha. Kalo dalam jangka waktu 4 bulan *masa2 menuju akhir jabatan* gue masih gabisa buka suara di kajian, berarti gue harus banting stir ke departemen lain. Gimana mau jadi wakil rakyat kalo ga bersuara, gak kritis, gak bisa mengemukakan pendapat di depan umum?

Viva Legislativa 2016 keren banget, menambah semangat di Organisasi, makin semangat masuk ke pemerintahan, makin optimis Indonesia sangat bisa untuk jadi Negara maju. Hidup Mahasiswa! J

Minggu, 24 Januari 2016

(Part 2) My Story : Border Ikut Mengajar di PNJ Mengajar (15 Januari - 17 Januari 2016)

Setelah shalat kita masuk ke dalam kelas dan sharing2 bareng tentang ngapain aja seharian ini, dan karena beberapa diantara kita ada yang belom kenal jadi kita pun kenalan lagi. Biarpun orang bilang gue bukan orang pemalu, tapi gue selalu percaya gue orang yang pemalu. Gue tipe orang yang gak mau nyesel karena gak sempet melakukan apa yang seharusnya bisa gue lakukan. Gue sering banget menyesali apa yang ga sempet gue sampaikan dan tunjukkan, gue gamau menyesali apapun yang gue lakukan di desa Purasari. Jadi gue putuskan buat meletakkan semua permasalahan, pemikiran, kekhawatiran gue dirumah sebelum gue berangkat Border ikut Mengajar.

Termasuk kekhawatiran gue tentang ketemu sama orang2 baru, gue dan anak2 border bukan temen deket banget yang intensitas pertemuannya setiap hari sampe bisa curhat2an luar dalem. Tapi kita ada disituasi dimana kita harus kerja bareng, tidur bareng disatu tempat, makan bareng dengan menu yang sama, kita juga punya tujuan yang sama, berbagi situasi dan kondisi yang samalah pada intinya mah. Justru acara “Border Ikut Mengajar” bikin gue makin merasa dekat dengan anak2 border, gue ngerasa... If we stay together, we will be fine. Gue bersyukur banget sama semua pertemuan hari itu, semua rasa lelah hari itu, semua pelajaran hari itu dan gue bersyukur Allah kasih gue sahabat2 seperjuangan yang baru.

Gue gabisa cerita malem2 itu dikamar cewe ngapain aja haha, kalo gue inget2 rasanya pengen ngehela nafas hahaha. Gue orangnya susah tidur, gampang bangun tapi kalo keasikan tidur tetep gampang bangun cuman agak galak haha. Ya intinya gue saksi hidup atas semua yang terjadi sepanjang malam, laf you guys. 

Gue pun bangun dari jam 4an karena alarm HP yang entah ada dimana tapi terasa dekat itu gamau berhenti. Tapi gue masih tidur2an, pas jam setengah 5an gue baru sadar kalo hari itu bakal jadi hari yang panjang. Jadi gue harus seger dong, harus mandi bersih dan harus dandan yang rapih. Dari pagi buta gue udah ngantri kamar mandi di rumah kontrakan panitia.

Sambil ngantri, sambil cerita2 dong sama ibunya. Kata ibunya, desa purasari emang udah sering di datengin mahasiswa2 gitu. Trus ibunya juga cerita tentang kebiasaan ibunya shalat malem, nyiapin dagangan, dan karena udah biasa jadi gaada rasa capek ato ngantuk lagi pas siang2nya gitu. Ibunya baik banget, sambil nge goreng gorengan, sambil cerita. Jadi bikin kita yang pada ngantri ga bosen nunggu antrean.

Gue sama temen gue punya niatan jalan2 pagi dulu sebelum acaranya mulai, tapi pas gue ke depan sekolahnya ternyata udah banyak anak2 yang dateng buat sekolah. Mereka pake seragam biru, yang perempuan ada yang pake kerudung juga. Dari jauh arah turunan gue ngeliat ada dua orang anak perempuan yang jalan gandengan dan pemandangan disamping2 mereka tu kebun2 sama daun2 yang masih ada embunnya, andai ini film mungkin adegan yang ini bagus banget. Walaupun naik tanjakannya agak engap tapi mereka nanjak sambil bercanda gitu. Akhirnya gue dan temen pun mengurungkan niat buat jalan2 pagi dan lebih milih ikut persiapan acara berhubung acaranya sebentar lagi mau mulai.

Gue masuk ke bagian teatrikal, kita latihan di pelataran masjid. Tadinya gue perannya satu cuman karena satu dan lain hal akhirnya gue rangkap, tapi gapapa sih soalnya perannya seru. Kita pun diingetin buat sarapan karena emang udah aturannya kita sarapan dulu baru mulai acara. Pas gue lagi on the way ke kontrakan, tiba2 gue dicegat temen2 gue yang juga jadi mentor kelas 4 SD, katanya anak2 kelas kita udah banyak yang dateng.

Gue pun mengurungkan niat sarapan dan langsung masuk ke kelas dengan semangat kemerdekaan, gue coba buka pintu kelas, percobaan pertama gagal. Oke, gue simpulkan tenaga gue kurang akhirnya gue pun mencoba membuka pintu lagi. Disaat seperti itulah ibu guru yang biasa ngajar dateng. “eh neng.. mo masuk kelas?” kita pun salam dengan excitednya sama si ibu yang cantik ini. “iya bu hehe”.... trus ibunya senyum lagi, kita bales senyum lagi dengan polos dan kakunya. “pintu yang ini rusak de, jadinya masuk lewat pintu yang itu”..........”ooo...oooooh iya bu, makasih bu” kita pun masuk dengan rusuhnya, pas masuk ade2nya langsung nengok dong. Mereka lucu2... imut bangeet!!.

Gue dan temen2 mentor pun memperkenalkan diri, setelah itu anak2nya yang memperkenalkan 
diri sambil malu2. Kita bingung parah mau ngapain diawal karena masuk lebih awal dan gatau harus ngisi kekosongannya ngapain. Kita udah nyanyiin lagu indonesia raya, udah ngulang pancasila dan udah basa basi ngasih pertanyaan2 gitu ke mereka. Nah, sampailah kita pada saat yang menegangkan, yaitu saat stuck ga kepikiran mau ngomong apa. 

Akhirnya gue usul main eat bulaga dan gue bilang ada hadiahnya, untungnya anak2nya gampang dikasih tau cara mainnya, pada akhirnya hebohlah kita main eat bulaga. Ditengah2 keributan, temen gue yang gak satu tim mentor masuk kelas dan nyuruh kita buat makan dulu. Tanpa ada nasehat buat temen gue ini, tim gue meninggalkan kelas wkwkwk dan temen gue akhirnya nge handle kelas itu bareng sama kakak tingkat yang ikut bantuin dia. Walaupun dia ngedumel juga karena ditinggalkan tanpa wejangan dan arahan wkwkwk tapi itu semata2 karena gue sangat mempercayai dia dan karena  gue mulai merasakan lapar yang tak tertahankan.


(Part 1) My Story: Border Ikut Mengajar di PNJ Mengajar (15 Januari - 17 Januari 2016)

Halo semua, ini Rana J

Ada hal bagus yang mau gue bagi. Sore ini gue nonton film yang judulnya “bed story time” kalo ga salah. Ada salah satu kalimat dari tokoh utamanya yang gue rasa bagus, “kebahagiaan kita hanya dibatasi oleh imajinasi”. Kalimat ini bikin gue banyak berfikir, semakin gue berfikir apa makna dari kebahagiaan.. gue makin ga menemukan apapun.

By the way, gue baru beberapa hari yang lalu tepatnya seminggu yang lalu balik dari PNJ mengajar. Gue berangkat bareng tim BORDER, yang gabung ngajar di acara PNJ mengajar sekitar 3 hari. Sebenernya gue gatau juga gimana cara jelasin border itu apa.. kegiatannya apa... saking serunya. Waktu awal gue nanya senior di PNJ, Border School itu apa... ya kira2 sekolah kepemimpinan. Gue udah mikir yaa mungkin dapet materi2 gitu kali, tapii tapi tapi... nggak juga sih. Emang dapet materi tapi yang gue rasain sih lebih banyak ditanaminnya lewat kegiatan yang seru, tim yang kekeluargaan, trus banyak prakteknya. Okeey mungkin lain kali gue cerita lebih banyak, walaupun ga banyak yang bisa gue beberkan haha yaudahlah ya.

Di acara “Border ikut ngajar” gue gak berekspektasi besar, tapi sejujurnya ya seneng2 rasa pengen lompat2, dag dig dug ga karuan mah ada. Dari SMA gue udah tertarik sama gerakan Indonesia Mengajar dan bertanya2 kapan gue bisa jadi relawan kaya pengajar2 muda. Berhubung gue orangnya ga terlalu berani (?) buat tinggal selama tahunan di pedalaman, acara PNJ mengajar tu kesempatan gue banget dan Alhamdulillahnya gue gabung bareng tim border yang ngisinya 3 hari, jadi dibolehin hehe.


Pas baru nyampe di Desa Purasari, gue masih bengong aja diawal. Anak2 kecilnya yang cowo lagi pada main bola sama mahasiswa2 yang udah dateng duluan. Kita berangkat siang sebelum shalat jumat, trus shalat jumat di masjid pinggir jalan gitu dan akhirnya sampe di Desa Purasari sore. Pemandangannya bagus banget, dikelilingi gunung2, jalannya nanjuak.... hmmph... tapi seru sih nge thrill. Ah ah iya!! Wkwk gue nulis ini beneran sambil ngomong ah ah iya.. - -. Pas nanya jalan kesana kaya gimana sama kk tingkat/senior/kakak di border/seseorang yang lebih tua/yang udah survey... beliau sih (?) bilangnya emang jalanannya kaya nge track, ini tulisannya bener ga ya?. Dan terimakasih berkat informasi itu gue sudah bersiap dengan jalanan yang... yah... luar biasa berkesan.

Sampe disana, kita naro tas disalah satu rumah yang dikontrak sama panitia. Trus shalat ashar di masjid, abis itu karena acara intinya besok jadi tadinya kita mau survey lapangan gitu. Sambil jalan sore2 gitu kan, enak banget udaranya masih bersih, penduduknya ramah2 banget. Senyum itu memaksimalkan kecantikan dan kegantengan seorang manusia wkwk gatau sih tapi bagi gue siapapun yang hobi senyum itu menawan, seneng banget selama disana disenyumin terussss!!!!

Ditengah perjalanan, hujan rintik2, turun rintik2, di halaman di jalanan hujan rintik2, ambilkan payung untuk berlindung~ dan kabar baiknya saat itu gaada yang bawa payung -_- haft. Bagaikan FTV kita pun meneduh di bawah naungan saung terdekat, bedanya kalo FTV berdua ini serombongan RT neduh di bawah saung. Muat? Nggak dong. Akhirnya kk tingkat berinisiatif minta kita buat ngobrol sama warga, berhubung emang udah dibukain pintu, dan berhubung butuh tempat neduh juga. Gue ga pinter basa basi mulai pembicaraan, gue pun berusaha mengalihkan padangan kemana2. Akhirnya setelah semua benda yang radiusnya dekat gue pandangi, gue pun bosen. Dengan hati takut salah ngomong gue pun mulai gabung bareng temen2 yang mulai ngobrol sama warga.

Awalnya ada bayi cowo umur sekitar 10 bulan, dan dia luuuuuuucu banget. Pada awalnya gue bilang “permisi ibu, waaa adenya lucu.. siapaaa namanya sayaang?” dan jelas ibunya yang mewakili, disebutlah namanya. Yang menarik pas digendong dia gaaa nangis tapi ga senyum juga. Akhirnya dia dioper2, karena imut banget emang, jadi banyak yang mau foto sama dia. Gue yang gaada bahan pembicaraan Cuma bisa melihat bayi laki2 itu dari jauh dengan tatapan keibuan. wkwk Nggak deh... akhirnya gue ngobrol sama ibunya si bayi. Ngomongin tentang tradisi disana gimana, ibunya welcome banget walaupun gue bahkan ga sempet memperkenalkan nama gue. Yang ibunya tau gue mahasiswa dari jakarta, tapi ibunya hangat banget nerima kita disitu.... bener2 bikin gue seneng.


Singkat cerita si bayi cowo ini akhirnya duduk dipangkuan ibunya, gue yang tadinya ngobrol sama ibunya jadi punya niatan kuat untuk ngobrol sama bayinya (?). gue pun membuat suara2 aneh gitu, dari mulai suara bapa2 sampe mungkin bisa disebut suara alien kejepit, ya suara yang aneh lah pokoknya. DAN KABAR BAHAGIANYA AKHIRNYA ADENYA SENYUM, YAA ALLAH SENENG BANGET T_T. Tapi kabar buruknya dia senyum Cuma sekali dan sisanya adalah tatapan tajam ke gue, seolah2 kehidupan 18 tahun gue lagi di hakimi oleh mata bayi yang baru menatap dunia selama 10 bulan dengan ekspresinya yang sedikit heran, sedikit ketakutan, sedikit mau menghela nafas haha. Gue menyerah, tapi emang Allah baik J ada 3 orang anak yang tiba2 udah ada disamping gue.

Gue ajak mereka ngobrol dong, mereka punya mainan apaa..tiba2 bekel muncul di benak gue. Gue dulu suka banget main bekel, berhubung kalo main karet  gue ada kekhawatiran bumi rubuh dan karetnya ga nyampe karena kaki gue pendek dan rasanya gabisa meraih yang gue inginkan itu, kzl. kalo main monopoli gue selalu jadi korban kebangkrutan, kalo main kotak pos gue selalu ditemukan berkat pipi gue yang penuh anugerah saat diraba yang jaga, kalo main uler naga yang jadi anak2 gue lalu diambil karena gue cepet capek kalo lari2, main uler tangga guenya takut uler *yang ini ga relevan haha* ya intinya gue lebih suka main bekel.

Katanya mereka punya tapi bolanya kecil, perkiraan gue ya sedenglah jadi gue dengan percaya dirinya ngomong “tau gak? Kan aku juara olimpiade bekel nasional!!” dengan sesumbar gue mulai bikin lingkaran sama mereka. Ketika gue lagi berada dipuncak kebahagiaan karena diantara mereka gue punya pengalaman 18 tahun bermain bekel, diameter telapak tangan gue juga paling besar dan gue cekatan terbukti dari cekatannya gue berkompromi dengan kehidupan selama 18 tahun gue hidup. Si adenya datang dengan senyum manis sembari dibayangan gue ada cahaya dateng dari arah belakang dia. “De, bekelnya... mana?”.

Pas telapak tangan dia dibuka, gue pun tersenyum.
.
.
.
.
.
.

BOLANYA MINIMALIS BANGET, tapi gue menerima dengan hati terbuka. Dan olimpiade bekel pun dimulai. Gue pun berubah jadi komentator selama lombanya berjalan, gue hilang kendali dong karena seru, jadi apapun yang ada dikepala gue gue curahkan. Gue gak sadar orang2 pada ngeliatin sampe tiba2 kk tingkat gue bertanya dengan penuh ketulusan sembari tersenyum, “ran, olimpiadenya selesai kapan?”..... gue berniat penuh loh jadi mahasiswi yang terkenal kalem, adem... tapi nampaknya gue harus ucapkan selamat tinggal dengan kibaran tissue dan lambaian tangan pada niatan gue itu ketika gue sadar gue ke gap sedang jadi komentator yang hilang kendali.

Akhirnya olimpiade bekel pun disudahi, gue balik ke atas dengan hati yang terasa hangat walaupun saat itu lagi turun hujan rintik2. Gue gabawa sendal, allhasil harus nunggu yang bawa sendal wudhu duluan. Tapi emang ada hikmahnya sih, gue jadi ngeliatin anak2nya abis shalat maghrib. Mereka langsung ngaji bareng, duduk di bawah dan bikin lingkaran. Tiba2 ada pertanyaan yang bikin gue nyesek gak karuan, kapan terakhir gue belajar ngaji bareng temen2?. Hmmmm mungkin sekitar 4 tahun yang lalu, 48 bulan yang lalu, 1440 hari yang lalu, pas gue sekolah di SMP islam.  Shalat maghrib pertama di desa purasari pun gue lewati dengan penuh perenungan. 




Life After Collage #1 : Rasanya kerja 6 tahun

Hai! lamaa juga gak nulis.  Aku lagi balik ke sawangan dan hujan super lebat, jadi gue neduh dulu di salah satu coffee shop yang mungkin 15 ...