Kamis, 29 Mei 2025

Life After Collage #1 : Rasanya kerja 6 tahun

Hai! lamaa juga gak nulis. 

Aku lagi balik ke sawangan dan hujan super lebat, jadi gue neduh dulu di salah satu coffee shop yang mungkin 15 - 20 menit dari rumah. Aku bingung mau ngapain, jadi pengen nulis tentang journey bekerja gue setelah lulus kuliah. Ternyata, tahun ini gue 7 tahun kerja woy!! 7 tahun wkwkwk. 

Ditanya kerasa nggak, KERASA! wkwk 

Aku tipikal mahasiswi yang kura kura, kuliah rapat kuliah rapat. jadi aku tu jarang bareng ngambil job volunteer atau magang non kuliah gitu. Libur kuliah yaa ikut program pengabdian ke desa, atau simply, ngerjain kerjaan organisasi. Full organisasi idup ku di kampus.

Selama kerja kurang lebih 6 tahun ini aku gak merasa udah expert (?) tapi berasa masih muda bgt dan sangat banyak yang perlu di explore. Aku sering bilang ini sama temen-temen terdekat kalau aku tu merasa di masa ini,  ngerasa excited! karena bisa belajar apapun, explore apapun dan yaa jadi apapun yang aku mau selama mau belajar. Bener-bener merasa The sky is the only limit lah, merasa bisa bertumbuh pesat tanpa batas dan hidup di salah satu era terbaik dimana gue bisa belajar banyak hal, explore banyak hal. 

Ada beberapa hal yang lagi gue usahain sih sebenernya, tapi gue menikmati fase-fasenya aja. Kalau lagi demot yaa aku rasain demotnya, paling nangis dikit wkwk abis itu bangun lagi dan mulai lagi. Aku percaya gaada hidup yang sempurna, tapi seenggaknya aku gak jadi korban dari hidupku sendiri. Rasanya lebih empowering, karena dari mindset gak berdaya jadi mindset main role di hidupku sendiri.

Kerja tu ga selalu seru, aku pernah liat gitu ada satu quotes di instagram yang menurutku relatable dan bagus. Jadi di hari2 kita, kadang kita bertumbuh dan kadang kita mengakar. Kadang kita berkembang, kadang kita mengalami hal2 yang membuat kita lebih bijak dan mindful dalam menjalani kehidupan. 

Pada akhirnya kerja ga cuman tentang mencari rezeki, hidup bukan cuman menunggu mati tapi hidup buat hidup seutuhnya. Hari ini aku baca buku The Rules of Growth karya John Maxwell, di buku itu ditulis kalo beberapa orang menghabiskan waktu hidup untuk menunggu mati dan gak pernah benar-benar hidup. Kenapa gak kita menikmati perjalanan di hidup kita dan mutusin buat melakukan sesuatu yang positif dan bermanfaat sampai waktu kita selesai. Jadi hidup dengan lebih sadar gitu!

Ngeliat perjalanan ke belakang selama 6 tahun ini, aku bersyukur dipertemukan sama berbagai kesempatan yang bikin aku tumbuh dan berakar. Aku seneng aku kerja, aku bersyukur Allah tu kasih aku kesempatan untuk melakukan sesuatu di dunia ini. Selama kerja aku berusaha maintain energy yang positif tapi aku pernah jugaa :

Kerja sampe gak tidur berhari-hari

Kerja sampe nangis-nangis

Takut denger HP ku bunyi

Ada di posisi beraniin diri walaupun takut setengah mati

Ngelewatin stress kerja yang bikin isi kepala ku sampe kayak ngiiiiingggg

Bolak balik IGD karena aslam yang beneran sampe gabisa berdiri

Nangis gaada suara, marah tapi gabisa nunjukkin

Berproses, jatoh, bangun, berproses lagi, putus asa, coba lagi, coba lagi, coba lagi. 


Oh we faced a lot of shits together Ran, kita ngelewatin banyak banget hal gila bareng2. Tapi here are the other side 

Dapet kesempatan buat bantu orang pas Covid 

Nyemangatin orang buat sembuh, berproses bareng 

Dapet pesan-pesan hangat yang, ya Allah nangis bgt baca nya

Pernah di kirimin video karyawan yang sempet dirawat, udah bisa bersih-bersih rumah sama keluarganya

Ke luar negeri pertama dari kantor 

Dapet exposure lewat acara2 besar

Jadi kartap tahun lalu

Bisa ketemu orang-orang hebat yang ngajarin banyak hal 

The list goes on and endless


Ternyata prinsip gue pas berorganisasi di kampus tu ngebawa gue jauh ke masa depan. Dulu waktu BEM gue sempet di titik "AHELA APA SIH, GUE BERHENTI AJA ANJIR" gitu wkwkwkw. Tapi setelah gue ambil waktu untuk berpikir baik2, gue gaboleh berhenti disaat jelek, gue haru berusaha berhenti dengan kesan terbaik.

Jadi pas kerja, kalo kepikiran mo nyerah sih pernah banget. Tapi gue selalu inget, harus tuntas, harus beres, bisa bisa bisa. Ternyata Alhamdulillah bisa, gue kayak beberapa kali blg ke mama.. Mama please doain aku, aku gatau ini bisa gak aku selesain. Momen kaya itu adalah dua tiga kali, tapi alhamdulillah... alhamdulillah semua lewat dan baik. 

Pesan buat aku dimasa depan, dan mungkin whoever yang baca ini. Aku harap kamu juga gak nyerah sama hidup kamu, kita lahir untuk ngelakuin sesuatu... gaada yang Tuhan ciptakan sia-sia, jawaban gak selalu ada disaat kita mau. Tapi kita perlu berprosess, mendalami diri kita lagi, mengakar, bertumbuh dan jadi versi terbaik dari diri kita setiap hari. 

Okee byee.. ketemu lagi di tulisan yang lain yaa! 

Love,


Rana


Rabu, 26 Maret 2025

Kisah Cinta Tanpa Titik - Part 2

Dia terduduk menatap langit-langit kamar nya, sembari sesekali mengusap air mata yang mengalir dan tidak terbendung. Nafas nya naik turun namun tidak beraturan, matanya memerah, sembab. 

Jika dimasa depan ia bertemu dengan seorang gadis yang telah berubah menjadi seorang wanita dewasa, wanita seperti apa yang ingin ia lihat. Jika wanita itu bisa berbicara padaku, apa yang akan wanita itu katakan padaku? apakah dia meminta gadis itu untuk pergi atau dia meminta nya untuk terus berusaha.

"Sebenernya apa yang kamu cari?" 

Rumit. 

Kehidupan orang dewasa terlalu rumit, luka membuat orang dewasa tumbuh menjadi orang yang tidak dia inginkan. Perihnya lagi, luka itu juga melukai orang dewasa lainnya. Dia tidak ingin menurunkan luka yang baru dia terima kepada siapapun.

Dari semua hal didunia yang menyakitinya, dia tidak pernah berpikir bentuk rasa sakit yang dia harus jalani adalah harus melepas orang yang ia cintai demi mencintai dirinya sendiri. 

Cinta segitiga yang paling sulit di dunia ini, antara mencintai dirinya, atau mencintai orang yang ingin ia cintai seumur hidupnya. Semua kenangan seperti melesat-lesat diantara air mata yang terus berkumpul di kelopak matanya. "Kamu adalah nafas yang tidak bisa aku miliki, kamu adalah cinta yang tidak bisa aku cintai, bahasa yang tidak bisa aku katakan"

Dia tidak pernah benar-benar yakin untuk pergi, bahkan sampai saat ia benar-benar merasa terluka, hal itu tidak pernah dia yakini. Mereka belum memulai apapun, tapi dia harus menyerah, rasanya seperti itu. 

Dia pikir hal terberat dalam  hari-hari nya adalah tidak memiliki siapapun untuk bercerita, tapi sepertinya sekarang dia merasakan rasa perih lainnya. Saat dia memiliki seseorang untuk bercerita dan bersandar, namun rasa cinta itu terasa seperti bentuk dari keserakahan untuknya. Jika cinta terlalu mewah untuk nya, dia berharap Tuhan berbaik hati padanya. Saat ini dia tidak memiliki harapan apapun, selain kepada Tuhan ia berserah atas cinta yang tidak bisa dia miliki. 

Di waktu lain, dia berharap dapat bertemu lagi dengan pria ini. Apakah semua akan terasa berbeda saat itu? apakah saat itu cinta dapat dia miliki dan rayakan?. Perlahan dia membuka laptopnyaa dan mulai menuliskan sebuah pesan, untuk dia yang dia cintai.

Kisah cinta yang masih tanpa titik...sampai jumpa di bab berikutnya, aku harap saat itu aku dapat tersenyum padamu dan mengatakan banyak hal baik tentang hidupku. Aku harap gelapmu tidak terlalu pekat, suatu saat berjanjilah kamu juga akan menceritakan banyak hal baik tentang hidupmu. Hiduplah sepenuhnya seperti yang ingin aku lakukan, dari jauh aku akan terus menggenggam hatimu dan meminta kepada-Nya semoga kita dapat berjumpa lagi di persimpangan lainnya.

Aku melakukan ini bukan karena rasa cintaku tidak cukup besar untukmu, aku melakukannya karena aku tidak mau membencimu dimasa depan. Aku akan berhenti saat ini, disaat aku paling mencintaimu dan banyak mengingat hal baik tentang kita. Doa terbaik untuk perjalananmu dan perjalananku, hati-hati dijalan yaa.. 

Jika boleh, aku ingin bertemu lagi denganmu suatu saat nanti di hari yang lebih terang. Disaat matahari bersinar lebih tinggi, dan angin bertiup lebih lembut.. disaat itu jika masih ada kesempatan untuk kita menulis bab berikutnya, jika saat itu, masih ada yang sama-sama kita rindukan. Mari berhenti berjalan sendiri-sendiri, boleh ya?

Life After Collage #1 : Rasanya kerja 6 tahun

Hai! lamaa juga gak nulis.  Aku lagi balik ke sawangan dan hujan super lebat, jadi gue neduh dulu di salah satu coffee shop yang mungkin 15 ...